Aku Vanes Angelta yang biasa dipanggil Vanes, umurku 17 tahun yang artinya aku masih duduk di bangku SMA. Karena pekerjaan Ayahku, aku harus pindah ke SMA Chandra, sekolah yang terletak di daerah Malang di mana Ayahku kerja.
Namun, bukan itu yang ingin aku ceritakan, rumornya sekolah yang akanku tempati ini katanya angker. Sekolah itu angker. Bukan tanpa sebab pula sekolah itu dikatakan angker, karena banyak warga sekitar pernah mendengar suara misterius di sekolah itu.
Aku mendongak menatap gedung di depanku, hari ini hari pertama aku masuk sekolah di sekolah baru. Walaupun aku sedikit takut, aku harus berani lagi pula itu hanya rumor bukan?
Aku Menghela nafas pelan lalu melangkah memasuki pekarangan sekolah. “Indah sekali,” kata ku melihat pandangan di depanku. Aku takjub, gedung sekolah ini sangat indah terlebih lagi desain yang terpampang di dinding. “Aku tidak yakin dengan rumor itu, sedangkan gedungnya saja terlihat indah.”
“Indah?”
Aku terkejut mendengar suara tepat di sebelahku, aku menoleh mendapati pria paruh baya yang ku yakini Satpam di sekolah ini. Pria itu tersenyum membuatku ikut tersenyum juga.
“Apa kamu murid baru?” Tanya Pria itu.
Aku mengangguk, “Iya saya murid baru Pak,” jawabku dengan sopan.
“Terkadang, kita tidak boleh menilai sesuatu dari luarnya saja.” Aku menatap Satpam itu dengan wajah tak mengerti, sedangkan ia menatapku dengan seutas senyum tipis.
“Semoga kamu baik-baik saja,” katanya lagi lalu berbalik pergi, tapi sebelum itu tangannya terangkat mengusap kepalaku membuatku mengernyit.
Apa maksudnya? Aku hanya bisa melihat kepergian Bapak itu dengan bingung, Pak Satpam itu terlihat ramah tapi juga sedikit aneh. Sudahlah, tidak usah dipikirkan, aku pun melangkahkan kaki kembali.
Saat aku memasuki koridor sekolah, entah mengapa aku merasakan hawa yang berbeda seperti mencengangkan, terlebih lagi tidak ada orang kecuali diriku di sini. Aku mengusap leherku, bukankah tadi di luar matahari menyorot panas? Tapi, kenapa di sini terasa dingin?
Aku merasa bulu kudukku meremang, tidak bisa dipercaya sekolah sebagus ini ternyata mempunyai aura yang seram. Aku terdiam ketika teringat ucapan Satpam tadi, mungkinkah yang ia maksud adalah ini? Aku mengedikkan bahuku tak acuh, tak mau memikirkan lagi aku langsung melangkah menuju ruang Kepala Sekolah.
Aku menatap pintu di depanku lalu menunduk melihat peta yang diberikan oleh Pak Kepala Sekolah tadi. Aku tersenyum, tidak salah lagi ini kelasnya. Tanganku terangkat mengetuk pintu itu tak lama kemudian pintu itu terbuka dan menampilkan seorang Guru perempuan.
“Permisi Bu, saya murid baru di kelas 12 Mipa 1,” ucapku ketika melihat raut bingung Guru itu.
Guru itu tersenyum, “Ah begitu, mari silakan masuk,” titahnya mempersilahkan. Aku tersenyum, mengangguk lalu berjalan mengikuti Guru itu.
“Anak-anak kita kedatangan murid baru, silakan perkenalkan diri kamu.”
Aku mengangguk, lalu menatap ke arah depan. “Hai, nama saya Vanes Angelta, panggil saja Vanes. Saya pindahan dari Jakarta, salam kenal semua!” Ujar ku dengan senyuman, dalam hati aku bersyukur melihat semua orang senang denganku.
“Baiklah, Vanes silakan kamu duduk di bangku kosong itu.”