Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id– Lebih dari 100.000 siswa, 20.000 guru, dan 2.000 sekolah terdampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah (Sulteng). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus melakukan pendataan untuk membantu pemulihan kondisi di Sulteng, khususnya bidang pendidikan.
Untuk menangani masalah pendidikan pasca gempa, diperlukan kerja sama semua pihak, termasuk kementerian dan lembaga lainnya, terutama masyarakat dan pemda terdampak gempa di Sulteng.
Pemerintah daerah dan lembaga lainnya pun diimbau aktif membantu. Khususnya dalam menangani pelajar yang mengungsi ke luar Sulteng, agar pemerintah daerah mengedepankan fleksibilitas dalam menerima siswa baru terdampak gempa di Palu, Sigi dan Donggala.
Semua sekolah, di mana saja sekolah itu berada, untuk bersedia menerima anak-anak yang dalam status pengungsi. Buat urusan administrasi lebih fleksibel, dan kedepankan pemenuhan hak anak-anak untuk bisa terus belajar.
Termasuk bagi siswa-siswa yang telah memutuskan untuk pindah permanen, sekolah di luar Palu dan Donggala diharap dapat melayani siswa dengan tidak mengedepankan proses birokrasi. Intinya semua anak harus belajar, tidak boleh tertunda karena bencana ini.
Redaksi