FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tak hanya melalui kanvas, karya seni yang keren juga bisa dituangkan lewat donat. Seperti hasil karya seni buatan seniman asal Korea Selatan yang karyanya terkenal hingga di Amerika.
Jae Yong Kim merupakan seniman yang memulai karyanya karena ia menyukai donat. Dibandingkan hanya memakannya, Kim mengubah donat menjadi kanvas untuk menuangkan kreativitasnya sebagai seorang seniman.
Kim yang berasal dari Seoul, Korea Selatan, karyanya sudah dipasang di berbagai pameran yang ada di Asia, Amerika, sampai Timur Tengah. Dilansir dari Delish (03/06), Kim baru-baru ini menggelar pameran terbarunya bertajuk ‘Donut Fear’ di Hakgojae Gallery yang ada di Seoul.
Lebih dari 15,000 orang berkunjung ke sana untuk melihat kreasi donat keren yang dipamerkan sejak akhir bulan Maret lalu.
“Pembukaan pameran ini bersamaan dengan pandemi Corona yang menyerang Korea. Jadi kami harus memutuskan untuk menggelarnya atau tidak, lewat ‘Donut Fear’ kami ingin mengajak orang-orang agar tidak takut lewat karya penuh warna,” jelas Kim.
Pameran donat pertama yang diselenggarakan Kim berlangsung di Blank Space Gallery di kota New York pada tahun 2012. Menurutnya ia mulai mengembangkan keahliannya menghias donat pada tahun 2010, apalagi ia buta warna sehingga cukup sulit bagi Kim untuk membedakan warna yang ada.
– Foto: Instagram @jae_yong_kim_nyc |
“Awalnya saya menggunakan donat sebagai dasar untuk membuat tes warna hingga saya merasa puas dengan hasilnya. Namun karena mendapatkan respon yang baik, saya berhasil mengalahkan rasa takut dengan menggunakan warna yang lebih berani di atas donat,” lanjutnya.
Setiap donat ini dilukis langsung menggunakan tangan kemudian dilapisi glaze (adonan gula bubuk) agar hasil donat lebih mengkilap. Bentuk donatnya cukup beragam ada yang bulat, bintang, bergerigi, segi tiga hingga bentuk hati. Untuk karya seninya ini Kim mematok satu donat buatannya sekitar USD 950 (Rp 13,5 juta) dan bisa lebih tinggi sesuai motifnya.
“Donat yang dipenuhi dengan motif celadon biru dan putih jauh lebih mahal karena tingkat kesulitannya yang cukup tinggi. Sementara donat yang dipenuhi dengan kristal dari Swarovski harganya jauh lebih tinggi,” tutur Kim.
Menurut Kim karya seni donatnya paling laku di Dubai dan Abu Dhabi. Banyak keluarga kerajaan yang membeli seluruh donat dalam satu rangkaian seninya. Biasanya hasil karyanya ini disusun seperti lukisan besar yang terdiri dari ratusan donat. Butuh waktu sekitar tiga bulan untuk merencanakan setiap pameran donat ini.
Gaya desainnya sendiri mirip seperti karya-karya dari seniman ‘Pop Artist’ seperti Andry Warhol, Jeff Koons, dan Yayoi Kusama. Meski harus tertunda, Kim kini tengah mengerjakan proyek pameran terbarunya di China dan Korea.
“Saya melihat hasil karya ini sebagai bahasa visual untuk membuat orang tersenyum, karena kehidupan belakangan ini tidak terlalu mudah,” pungkas Kim yang kini mengajar seni keramik di Seoul National University of Science and Technology.