Apa itu depresi musiman?
Depresi musiman atau seasonal depression adalah jenis depresi ringan terkait dengan perubahan musim. Nama lain dari kondisi ini adalah seasonal affective disorder (SAD).
Depresi jenis ini biasanya dimulai dan berakhir pada waktu yang sama setiap tahun. Gangguan mental ini umum terjadi di negara dengan empat musim. Namun, tetap ada kemungkinan kondisi ini terjadi pada negara yang memiliki dua musim, seperti Indonesia.
Di negara empat musim, gejala depresi biasanya muncul pada musim gugur dan berlanjut ke musim dingin. Biasanya kondisi ini dapat menyebabkan depresi pada musim semi atau awal musim panas.
Apa saja gejala depresi musiman?
Sesuai dengan namanya, depresi musiman adalah kondisi yang ditandai dengan gejala depresi seperti di bawah ini.
- Merasa sedih
- Cemas berlebih
- Tubuh kekurangan energi dan selalu merasa lelah
- Merasa putus asa atau tidak berharga
- Tidak dapat fokus dengan baik
- Suasana hati kacau
- Kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya disukai
- Lebih banyak tidur atau sulit tidur
- Nafsu makan menurun
- Memiliki pikiran atau kecenderungan untuk bunuh diri (suicidal)
Depresi di musim dingin dan gugur
Menurut Mayo Clinic, gejala depresi musiman juga dapat terbagi secara spesifik, tergantung pada apa musimnya. Berikut adalah gejala depresi di musim gugur dan musim dingin.QA
- Lebih banyak tidur
- Nafsu makan bertambah, terutama makanan tinggi karbohidrat
- Berat badan naik
- Merasa lelah atau kekurangan tenaga
Depresi di musim panas dan semi
Sementara itu, berikut adalah gejala-gejala SAD di musim semi dan musim panas:
- Sulit tidur (insomnia)
- Nafsu makan menurun
- Berat badan turun
- Merasa cemas dan tidak tenang
Apa penyebab depresi musiman?
Para ahli belum mengetahui secara pasti apa penyebab depresi jenis ini. Diduga, seasonal depression muncul akibat kurangnya paparan terhadap sinar matahari.
Menurut laman Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab depresi musiman atau seasonal affective disorder ini.
- Perubahan jam biologis: Ketika tubuh tidak mendapat sinar matahari yang cukup, jam biologis manusia dapat berubah. Hal ini bisa berpengaruh pada jam tidur, suasana hati, sertam hormon.
- Ketidakseimbangan zat kimia otak: Senyawa kimia pada otak yang disebut dengan neurotransmitter berkomunikasi melalui saraf. Salah satu senyawa kimia tersebut adalah serotonin, yaitu senyawa yang berpengaruh pada perasaan bahagia. Produksi serotonin dapat berkurang akibatnya minimnya paparan terhadap sinar matahari sehingga suasana hati pun memburuk.
- Kekurangan vitamin D: Serotonin juga mendapat suntikan tenaga dari vitamin D. Karena produksi vitamin D dibantu oleh cahaya matahari, hal ini berpotensi menyebabkan depresi musiman, terutama di musim hujan atau musim dingin.
- Lonjakan melatonin: Melatonin adalah senyawa yang memengaruhi pola tidur manusia. Kurangnya cahaya matahari dapat merangsang produksi melatonin berlebih dalam tubuh. Ini yang mungkin menyebabkan rasa malas dan mengantuk selama musim dingin.