Seruan Malaikat untuk umat Berusia 40, 50 dan 60 Tahun

Usia kita di dunia ini sangat terbatas dan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhanahu Wataala ketika kita berada di “kampung abadi” atau akhirat. Setiap detik yang kita jalani akan menentukan nasib kita di akhirat—apakah kita layak masuk surga atau justru harus menghadapi neraka.

Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam wafat pada usia 63 tahun, dan umatnya rata-rata memiliki usia hidup antara 60 hingga 70 tahun. Oleh karena itu, jika kita diberikan umur lebih dari 60 tahun, hendaknya kita bersyukur. Ini adalah kesempatan dari Allah untuk bertaubat dan mengumpulkan pahala dari amal baik.

Setelah mencapai usia 40 tahun, masih banyak kebaikan yang bisa dilakukan. Namun, akan menjadi penyesalan bagi mereka yang telah berusia 60 tahun tetapi minim amal ibadahnya, atau bahkan melupakan Allah. Jika mereka tidak bertobat hingga ajal menjemput, kesengsaraan abadi menanti di akhirat, tanpa ada yang dapat menolong.

Baca Juga:  Larangan Mencari-cari Kesalahan Orang Lain

Umur Bertambah, Ajal Semakin Dekat

Malaikat maut selalu mengingatkan manusia tentang umur mereka. Penambahan usia adalah tanda semakin dekatnya ajal. Dalam kitab at-Tadzkirah karya Imam Qurtubi, disebutkan bahwa malaikat maut menyeru manusia untuk memperhatikan umur mereka.

Selama matahari terbit dan terbenam, seruan itu terus ada. Untuk yang berumur 40 tahun, ini saatnya mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya karena kekuatan dan akal masih prima. Untuk yang berumur 50 tahun, waktu untuk menuai sudah dekat. Dan bagi yang berumur 60 tahun, jika mengabaikan panggilan ini, tidak ada penolong yang bisa diharapkan.

Panjang umur seseorang tidak berarti jika tidak diisi dengan amal sholeh. Sebaliknya, umur panjang yang diisi dengan perbuatan buruk hanya akan menjerumuskan ke dalam azab Allah Subhanahu Wataala.

Amal baik dan sholeh adalah ukuran kualitas hidup dan akan meninggikan derajat seseorang di sisi Allah. Dari Abdurrahman bin Abu Bakrah, seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah, “Siapakah manusia terbaik?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Ketika ditanya siapa yang terburuk, Rasulullah menjawab, “Orang yang berumur panjang tetapi buruk amalnya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim).

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Senin, 4 November 2024: Kuasa Kebenaran

Amanah Umur

Umur yang diberikan Allah adalah amanah yang harus dijaga. Oleh karena itu, isi dengan kebaikan dan amal sholeh. Nilai umur seseorang tidak ditentukan oleh panjangnya, tetapi oleh kualitas amal yang dilakukan selama hidup.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Umur yang panjang pada hakikatnya adalah yang diisi dengan perbuatan baik.” Beliau juga mengatakan, “Barangsiapa ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka hendaklah ia berbuat baik kepada orang tua dan menjalin silaturrahim.” (HR. Ahmad).

- Iklan -

Semoga seruan ini bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta menjadi motivasi untuk meningkatkan ibadah, ketaqwaan, dan menjauhi segala larangan Allah.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU