Mamasa, FAJARPENDIDIKAN.co.id – SMKN 1 Rantebulahan Timur menerapkan program penguatan budaya kerja bagi peserta didiknya. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan lulusan siap kerja baik di dunia industri maupun dunia usaha.
Program penguatan budaya kerja dimulai dengan kegiatan Workshop Penyusunan Pedoman dan Aturan Budaya Kerja Peserta Didik di SMKN 1 Rantebulahan Timur, Kec. Rantebulahan Timur, Kab. Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, Kamis (12/11/2020).
Hadir sebagai pemateri dari pihak Industri Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA) adalah Makmur, SP. Laki-laki berlatar belakang dari dunia pertanian ini menyampaikan pentingnya mengimplementasikan budaya kerja sejak di bangku SMK.
“Dunia sekolah dan dunia kerja itu jauh sangat berbeda. Untuk itu siswa harus disiapkan mulai dari sekarang dengan menanamkan konsep budaya kerja ini agar mereka bisa diserap dunia industri maupun berwirausaha setelah lulus,” paparnya.
Kata dia, menghadirkan budaya kerja di sekolah tidaklah instan. “Harus melalui proses dimulai dari pembentukan karakter kerja, kemudian karakter ini dijadikan kebiasaan kerja. Sehingga kebiasaan inilah yang menjadi budaya kerja siswa kita,” ucapnya.
Makmur yang juga Pengawas Benih Tanaman Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat ini mengungkapkan beberapa nilai-nilai yang mesti dimiliki siswa agar siap kerja ketika lulus.
“Kecerdasan atau ilmu pengetahuan itu bisa dipelajari. Tapi nilai-nilai penguatan budaya kerja lebih dibutuhkan di dunia kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja. Nilai-nilai seperti integritas, sikap profesional, produktif, kompetitif dan inovatif penting dimiliki lulusan SMK,” ia menambahkan.
Sementara pemateri lain, Kepala Seksi Bidang Kurikulum SMK Provinsi Sulawesi Barat, Subhan, S.Pd berujar untuk menyiapkan lulusan SMK siap kerja, ke depan SMK akan memberikan dua sertifikat kepada lulusannya.
“Selain diberikan sertifikat akademik, lulusan SMK juga akan dibekali sertifikat kompetensi. Sebab di era sekarang, pelaku industri menuntut siswa harus sudah siap pakai oleh industri sesuai sertifikat kompetensi apa yang dibutuhkan mereka. Bukan nilai akademisinya,” terang dia.
Ia menambahkan saat ini beberapa sekolah di Mamasa sudah mulai menyiapkan sertifikat kompetensi ini. Penerbit sertifikat ini sendiri nantinya adalah lembaga independen yakni Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1).
Kegiatan workshop yang dibuka Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat, Muhammad Ashar Malik ini sendiri dilaksanakan selama dua hari dan akan menghasilkan buku saku pedoman dan aturan budaya kerja.
Selain workshop, rangkaian program penguatan budaya kerja akan dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan budaya kerja dan sosialisasi budaya kerja kepada peserta didik dan lima SMK imbas.
Program penguatan budaya kerja ini adalah tindak lanjut dari bimbingan teknis penguatan budaya kerja angkatan II yang adakan Direktorat SMK Kemendikbud kepada 120 SMK di seluruh Indonesia. SMKN 1 Rantebulahan Timur sendiri menjadi satu-satunya SMK yang mendapat bantuan ini di Provinsi Sulawesi Barat.
Penulis: Aris Munandar
Guru Matematika SMKN 1 Rantebulahan Timur