Sikap Barat Tidak Adil? Rakyat Ukraina Boleh Melawan, Rakyat Palestina Tidak Boleh

Salah seorang aktivis perempuan Ukraina melontarkan keluhannya, terhadap sikap Barat yang dikatakan tidak adil. Rakyat Ukraina boleh melawan dan Rakyat Palestina tidak boleh, untuk melawan pendudukan dan dengan cara apapun yang dibutuhkan, ucapnya.

Kami tentu mendukung hak rakyat Ukraina untuk balik melawan. Saya sampaikan bahwa kita telah banyak menyaksikan rakyat Ukraina, banyak anggota militer dan tentunya Presiden Zelensky yang berjuang dengan gagah berani di 12 hari terakhir ini, lanjutnya.

Saya pikir itu juga benar, bahwa dunia harus bersiap dengan jalan yang panjang dan sulit ke depannya. Jadi ya kami mendukung hak mereka untuk mendorong mundur, dan menyerang balik melawan (Rusia).

- Iklan -

Sementara itu, 10 bulan sebelumnya, (jurnalis), apakah mereka punya hak untuk membela diri ? Apakah rakyat Palestina punya hak untuk membela diri ?

Juru Bicara Kemenlu AS, Saeed, juga melontarkan komentarnya. Saya berbicara untuk aspek yang lebih luas. Kami percaaya pada konsep membela diri. Kami percaya itu berlaku untuk negara manapun.

Saya tentu tidak ingin kata — kata saya ditafsirkan sebagai…… Saya faham, saya ingin bertanya pada Anda…..Tetapi anda tahu, bahwa Israel baru — baru ini membunuh 13 orang.Termasuk mungkin 5 atau 6 orang anak-anak. Apakah Anda mengecam pembunuhan terhadap anak — anak ?

- Iklan -
Baca Juga:  Pemain Terbaik AFF Futsal 2024, Wendy Brian Ick: Berkat Jasa Ibu

Saya bertanya, apakah Anda mengecam pembunuhan terhadap Palestina ? Jelas sekali. Dan Laporan (pembunuhan itu) baru saja muncul. Dan saya faham, saya baru saja berbincang pada tim saya.

Saya paham, bahwa kami belum mendapatkan konfirmasi yang independent terkai fakta di lapangan. Maka saya sangat ragu untuk berasumsi terkait Palestina. Sudah jelas, bahwa kematian waga sipil baik itu warga Israel atau Palestina, akan kami tidak lanjuti dengan sangat serius.

Merespon pertanyaan dari Saeed, terkait apakah Palestina punya hak untuk membela diri ? Jawaban Anda. Anda akan tahu setelah saya mendengar jawaban, ternyata ada masalah besar disana. Anda katakan, baiklah, itu bukanlah permasalahan.

- Iklan -

Anda hanya menjawab pertanyaan. Kami percaya itu. Berarti bahwa, hak untuk membela diri, berlaku untuk negara manapun. Anda lihat permasalahannya kan ? Anda menganggap Palestina sebagai sebuah negara ? Saya tidak merujuk pada.

Berkaitan dengan konteks dari ICC ( Mahkamah Pidana International ) dan PBB. Jadi anda tidak mengatakan itu, jika itu berlaku di negara manapun.

Maka Palestina tidak punya hak untuk membela diri ? Saya hanya membuat point -point yang lebih luas, tidak terkait dengan Israel atau Palestina dalam hal itu.

Jadi apakah mereka punya hak untuk membela diri ? Matt, saya tidak berada pada posisi untuk memperdebatkan, legalitas itu dari sini. Pesan kami, adalah de-eskalasi.

Baca Juga:  Pemain Terbaik AFF Futsal 2024, Wendy Brian Ick: Berkat Jasa Ibu

Di akun JohnWick007, @ArdinalRais, menuliskan, memang sifat Zionist itu nampak sekali. Venezuela itu, sekutu Rusia. Ingat kan, dulu Presiden terkenal Hugo Chavez yang sangat menetang dominasi AS di negaranya atas minyak.

Hugo Chaves dengan lantang mengatakan, kalau perusahaan AS gak mau hanya ambil profit 20 % atas minyak kami, silahkan angkat kaki negeri saya 3×24 jam. Dan langsung di kerahkan militer Venezuela menjaga seluruh perusahaan minyak AS disana.

Ternyata seperti curut, pada mau semua perusshaan AS itu, hanya dikasih profit 20 %. Yang sebelumnya, suka — suka mereka di negeri orang (sifat Zionist). Memang orang baik umurnya, gak panjang. Hugo Chaves meninggal yang katanya diracun agen AS di Venezuela.

Nah sekarang terjadi lagi diam — diam senator AS sembunyi sembunyi ketemu presiden sekarang, Maduro dan tawarkan minyak curian AS, karena Rusia, gak bisa lagi kirim minyak ke Venezuela, karena sanksi Barat.

Jadi nampak kan bagaimana bangsarnya Zionist ini, ternyata dia sanksi Rusia, sekutu pun dia dekati sembunyi — sembunyi. Bagitu kerja Zionist, gak malu asal tujuan tercapi. (video share)

Laporan : Nurhayana Kamar

- Iklan -

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU