Siklus akuntansi dapat dikatakan sebagai serangkaian proses kegiatan untuk mengidentifikasi, menganalisis sampai mencatat semua kejadian terkait keuangan yang terjadi pada perusahaan. Pembuatan siklus akuntansi memiliki tujuan yaitu sebagai penyedia informasi yang nantinya bermanfaat dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Mungkin masih banyak perusahaan kecil yang belum mengetahui siklus akuntansi dan dalam mencatat laporan keuangannya masih sederhana hanya sebatas pemasukan dan pengeluaran. Nah, maka dari itu perusahaan mesti tahu tentang pengertian siklus akuntansi sampai tahapan apa saja yang terdapat dalam siklus akuntansi.
Pengertian Siklus Akuntansi
Siklus Akuntansi adalah proses berulang untuk melakukan identifikasi dan analisis setiap kegiatan akuntansi pada sebuah perusahaan dan dilakukan pada periode tertentu dalam kurun waktu satu tahun.
Dalam melaksanakan siklus akuntansi dimulai dari awal tahun yaitu pembukaan pembukuan dan akhir tahun dengan penutupan jurnal. Setiap proses akuntansi dilakukan secara berulang selama perusahaan tersebut masih berjalan.
Pencatatan yang dilakukan menggunakan prinsip, kaidah, serta teknik akuntansi yang berguna untuk mencatat segala kegiatan transaksi.
Terdapat 2 jenis siklus akuntansi yaitu dibidang jasa dan dagang antara lain:
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Sebelum mengetahui siklus akuntansi pada perusahaan jasa, kamu mesti tahu juga apa itu perusahaan jasa dan ciri-ciri.
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menawarkan suatu produk yang tidak berwujud dan tidak adanya suatu kepemilikan. Jadi produk yang dijual bersifat abstrak walaupun bersifat abstrak dan tidak berwujud tetap memiliki manfaat untuk masyarakat atau konsumen.
Contoh perusahaan jasa misalnya jasa profesi seperti akuntan, jasa travel kayak angkutan konvensional, lalu bimbingan belajar dibidang jasa pendidikan dan masih banyak lagi.
Mungkin karena produk yang ditawarkan berupa abstrak masih ada orang yang berpikir bahwa perusahaan jasa belum memerlukan sebuah siklus akuntansi. Padahal siklus akuntansi mempunyai peran yang penting diperusahaan jasa itu sendiri.
Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Sebelumnya kita sudah membahas mengenai siklus akuntansi diperusahaan jasa sekarang perusahaan dagang. Perusahaan dagang sendiri yang pasti produk yang ditawarkan sifatnya tidak abstrak dan bersifat real dapat dimiliki.
Jadi, perusahaan dagang merupakan perusahaan yang mempunyai aktivitas membeli, menyimpan, dan juga menjual barang dagang.
Siklus Akuntansi perdagangan biasanya menyangkut seperti akun penjualan, harga pokok persediaan,dan harga pokok penjualan.
Perbedaan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dan Jasa
Diantara jenis siklus akuntansi pasti keduanya memiliki perbedaan. Lalu, apa perbedaan siklus akuntansi perusahaan jasa dan dagang ?
Pada perusahaan dagang mereka mencatat transaksi dari pembelian dan penjualan barang inventory tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada keuntungan bagi perusahaan.
Jadi siklus akuntansi memiliki peran sebagai pedoman dalam menghitung keuntungan. Cara menghitung keuntungan yang didapat diperusahaan dagang dengan mengurangkan biaya operasional dengan harga pokok penjualan dari pendapatan.
Sedangkan perusahaan jasa tidak diharuskan untuk melakukan pencatatan penjualan dan pembelian pada inventory mereka.
Dan untuk menghitung keuntungannya perusahaan jasa mengurangi biaya operasional dengan pendapatan dan mereka menunggu berbulan-bulan untuk mengetahui jumlah pendapatannya.
1. Mengidentifikasi Transaksi
Tahap pertama yang dilakukan pada siklus akuntansi adalah dengan mengidentifikasi pencatatan disetiap transaksi. Transaksi yang dicatat tentu yang mempunyai dampak langsung terhadap perubahan kondisi keuangan perusahaan.
Setiap transaksi juga harus memiliki bukti untuk memudahkan identifikasi transaksi yang terjadi. Bukti transaksi biasanya berupa kuitansi, faktur, ataupun nota yang dianggap sah. Maka dari itu, setiap terjadinya transaksi diwajibkan ada bukti-buktinya sehingga dapat diidentifikasi dan dicatat oleh akuntan.
2. Menganalisis Transaksi
Tahapan yang kedua setelah kamu melakukan pencatatan transaksi yaitu menganalisis setiap transaksi yang telah dilakukan. Kenapa? karena analisis transaksi memiliki pengaruh terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Sistem pencatatan dalam akuntansi menggunakan double-entry system. Jadi, transaksi akuntansi memberikan pengaruh terhadap debit dan kredit keuangan dengan jumlah yang sama. Secara sistematis menggunakan persamaan seperti ini :
Aktiva = Kewajiban + EkuitasÂ
3. Melakukan Pencatatan Transaksi
Selanjutnya setelah menganalisis transaksi adalah melakukan petatan transaksi di jurnal keuangan. Dalam mengerjakan catatan transaksi dibutuhkan ketelitian agar tidak ada transaksi yang terlewat.
Untuk memproses jurnal keuangan dibagi menjadi dua yaitu debit dan kredit dan kamu bisa menggunakan jurnal umum.
4. Menulis Di Buku Besar
Setelah mencatat di jurnal, kamu juga menulis transaksi yang terjadi di buku besar. Seperti yang diketahui buku besar merupakan alat untuk melakukan pencatatan laporan keuangan yang didalamnya berisi rangkuman yang berasal dari jurnal umum.
Setiap perusahaan juga pastinya memiliki berbagai rekening buku besar sendiri dan masing-masing rekening diberikan kode tertentu untuk memudahkan akuntan mengidentifikasi transaksi keuangan dan melakukan pengecekan ulang.
5. Menyusun Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan
Berikutnya akuntan menyusun neraca saldo yang isinya daftar saldo yang ada di masing-masing rekening buku besar. Saldo yang terdapat dalam buku besar disatukan dan jumlahnya harus sama.
Jadi, sesudah entri jurnal diposting ke buku besar, saldo percobaan yang belum disesuaikan dapat disiapkan. Untuk melakukan penginputan ke neraca saldo yang belum disesuaikan kamu bisa mentransfer dari akun besar ke neraca saldo.
Apabila ada kondisi dimana transaksi yang belum tercatat dan ditemukan masalah pada neraca saldo maka akan dicatat di jurnal penyesuaian.
6. Membuat Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada proses percatatan perubahan saldo di dalam akun yang mencerminkan jumlah yang sebenarnya.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, apabila ditemukan suatu masalah di neraca saldo maka akan dicatat di jurnal penyesuaian. Dalam menyusun jurnal penyesuaian ini bersifat berkala dan hasilnya juga sama dengan jurnal pada umumnya.
Apabila semua transaksi sudah dicatat di jurnal penyesuaian maka hasil laporan keuangannya bersifat aktual (baru).
7. Menyusun Laporan Keuangan dan Jurnal Penutup
Tahap selanjutnya dengan membuat neraca saldo penyesuaian terlebih dahulu berdasarkan neraca saldo sebelumnya dengan memperhatikan jurnal penyesuaiannya. Saldo dibagi aktiva dan pasiva dengan jumlah yang besarnya sama.
Berikutnya pada laporan keuangan terdiri dari beberapa laporan seperti laporan perubahan modal, laporan laba rugi, laporan arus kas, neraca lalu dilanjutkan dengan menyusun jurnal penutup.
Pada jurnal penutup tentu disusun pada akhir periode dengan menutup rekening laba rugi carany mengosongkan nilai rekening tersebut. Tujuannya untuk melihat aliran sumber keuangan selama periode tersebut berjalan.
Lalu, periode selanjutnya jurnal penutup bisa membantu untuk memulai siklus akuntansi berikutnya.
8. Menyusun Neraca Akhir dan Jurnal Pembalik
Tahap terakhir ini sifatnya opsional bisa kamu lakukan atau berhenti sampai di jurnal penutup. Di neraca akhir biasanya dihasilkan pada akhir periode sedangkan neraca awal itu digunakan pada awal periode siklus akuntansi selanjutnya.
Sedangkan jurnal pembalik mempunyai dibuat supaya proses pencatatan transaksi yang berulang bisa dilakukan lebih sederhana.
Itu dia tahapan siklus akuntansi yang harus kamu lakukan dalam perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Jadi, kamu sudah tahukan bahwa siklus akuntansi itu penting dalam sebuah perusahaan untuk mengelola keuangannya.