Indonesia terkenal dengan beragam tarian tradisional yang berasal dari berbagai provinsinya. Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Gantar, Makna Tari Gantar Properti dan gerakan Tari Gantar, serta busana yang dipakai oleh penarinya.
Tari Gantar adalah tarian tradisional yang berasal dari suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung di Kalimantan Timur. Tarian ini erat kaitannya dengan kegiatan pertanian, khususnya dalam proses menanam padi, yang merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat suku Dayak. Tari Gantar menggambarkan kebersamaan, kegembiraan, dan syukur atas panen yang melimpah. Berikut penjelasan tentang sejarah, makna, properti, gerakan, dan busana dari Tari Gantar:
1. Sejarah Tari Gantar
Tari Gantar berawal dari kebiasaan masyarakat Dayak dalam kegiatan pertanian, terutama saat menanam padi. Tarian ini pada awalnya dipertunjukkan sebagai simbol rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat atas keberhasilan panen, serta menjadi ritual untuk mengharapkan hasil panen yang lebih baik di masa mendatang. Tari Gantar juga memiliki makna sosial, yaitu menekankan pentingnya kerja sama dan gotong-royong dalam kehidupan masyarakat.
2. Makna Tari Gantar
Tari Gantar memiliki makna yang sangat erat dengan kehidupan agraris masyarakat Dayak. Tarian ini menggambarkan proses menanam padi, mulai dari menyiapkan lahan, menabur benih, hingga panen. Gerakan-gerakan dalam tarian ini mencerminkan ketekunan dan semangat masyarakat dalam bercocok tanam, serta kebersamaan yang terjalin di antara mereka. Tarian ini juga melambangkan kesuburan tanah dan keberkahan yang diberikan oleh alam.
3. Properti yang Digunakan
Tari Gantar menggunakan beberapa properti sederhana yang melambangkan alat-alat yang digunakan dalam bercocok tanam, antara lain:
- Tongkat: Tongkat yang digunakan oleh penari melambangkan alat untuk membuat lubang di tanah sebelum menanam benih. Tongkat ini juga menjadi simbol kerja keras dalam proses pertanian.
- Bambu kecil: Bambu kecil atau wadah berisi biji-bijian melambangkan benih padi yang akan ditanam. Penari membawa bambu ini dan menaburkannya seolah-olah sedang menanam benih di ladang.
- Kelontongan: Beberapa versi tarian menggunakan kelontongan kecil yang berbunyi ketika digerakkan oleh penari, menambah elemen musikal dalam tarian.
4. Gerakan Tari
Gerakan dalam Tari Gantar sangat dinamis dan ceria, dengan gerakan yang meniru kegiatan bercocok tanam. Beberapa gerakan utama dalam tari ini antara lain:
- Gerakan menanam: Penari menggambarkan gerakan menanam padi dengan menancapkan tongkat ke tanah secara simbolis, lalu “menaburkan” benih dengan bambu kecil yang mereka bawa.
- Gerakan menabur: Penari mengayunkan tangan sambil membawa bambu kecil, seolah-olah sedang menabur benih ke lahan pertanian.
- Gerakan berputar: Gerakan memutar dilakukan dengan lincah dan ritmis, melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan masyarakat dalam merayakan panen yang melimpah.
Gerakan-gerakan tersebut dilakukan secara berirama dan harmonis, menampilkan keselarasan antara manusia dan alam.
5. Busana Tari
Busana yang dikenakan oleh para penari dalam Tari Gantar adalah pakaian adat Dayak yang khas. Beberapa elemen utama dari busana ini adalah:
- Baju adat suku Dayak: Penari mengenakan baju adat suku Dayak yang dihiasi dengan manik-manik warna-warni. Biasanya baju ini terbuat dari bahan kain tenun tradisional yang mencerminkan kearifan lokal.
- Rok atau kain panjang: Penari wanita mengenakan rok atau kain panjang tradisional yang serasi dengan atasan mereka. Motif pada kain ini sering kali menggambarkan keindahan alam dan flora.
- Hiasan kepala: Penari mengenakan hiasan kepala yang terbuat dari bulu-bulu burung khas Dayak atau ornamen manik-manik yang mencerminkan estetika adat.
- Aksesori tambahan: Kalung manik-manik, gelang, dan anting-anting besar yang merupakan ciri khas suku Dayak juga menjadi bagian dari busana penari untuk menambah keindahan visual dalam tarian.