FAJARPENDIDIKAN.co.id – Universitas Hasanuddin menggelar Simposium Nasional yang membahas tentang Kesehatan, Ketahanan Pangan dan Kemiskinan, Selasa (1/9).
Pada Simposium kali ini dibagi menjadi dua sesi.
Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin memberi sambutan yang sekaligus membuka acara simposium ini.
“Saya berharap semoga simposium ini menghasilkan rekomendasi yang baik untuk kesehatan, ketahanan pangan dan kemiskinan,” ujarnya.
Prof. dr. Budu. Ph.D., Sp.M (K). M.Med.Ed merupakan salah satu pemateri dalam acara ini yang membahas terkait kesiapan tenaga kesehatan dalam proses adaptasi kebiasaan baru. Prof Budu menjelaskan bahwa yang perlu dipersiapakan nakes dalam new normal ini yatu ada 3 yang pertama tracing and testing, KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) dan pelayanan rumah sakit (Re-desain).
“Sedikit penjelasan mengenai tracing and testing bahwa contoh negara yang berhasil mengendalikan penyebaran covid-19 tanpa penguncian wilayah atau lockdown adalah negara Jepang,” ungkap Prof Budu.
“Mengapa demikian? karena upaya yang dilakukan tenaga kesehatan disana sangat tepat yaitu para tenaga kesehatan dilatih secara tepat, cepat dan masif untuk memperdalam ilmu promotif, preventif dan rehabilitatif. Kemudian tenaga kesehatan yang dilatih sudah memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat,” jelasnya.
Untuk re-desain pelayanan rumah sakit dalam menghadapi new normal yaitu diperlukan perencanaan dan manajemen termasuk investasi teknologi untuk pelatihan nakes terkait telemedicine, keselamatan nakes dalam melaksanakan tugasnya seperti penggunaan APD, insentif, karantina, shifting dan lain-lain.
Ketua AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia) itu mengharapkan pemerintah pusat maupun daerah serta institusi pendidikan dapat bahu membahu dengan masyarakat dalam mensupport pencegahan covid-19 khususnya tenaga kesehatan.