Sistem pernafasan pada burung memang unik. bayangkan Apa jadinya dengan ketikan Burung terbang dalam kecepatan tinggi tanpa menggunakan helm dengan kaca tertutup.
Namun mereka bisa bernafas dengan baik saat terbang dan bermanuver dengan cara cepat. Hal tersebut terjadi karena sistem pernafasan burung berbeda dengan manusia juga vertebrata lainnya.
Burung telah mengembangkan sistem pernafasan yang dapat memasok oksigen secara stabil untuk mempertahankan penerbangannya. Sistem pernafasan burung terdiri dari trakea, bronkus, paru-paru, dan juga kantung udara yang disebut sebagai saccus pneumaticus.
Udara yang dihirup oleh burung masuk ke dalam trakea (tabung memanjang dari hidung ke tenggorokan. Trakea biasanya sepanjang leher burung, namun beberapa burung memiliki trakea yang sangat panjang.
Nah, trakea burung 2,7 kali lebih panjang dan 1,29 kali lebih lebar dari mamalia yang berukuran sama. Sehingga trakea burung dapat menampung udara dalam jumlah besar. Aliran udara dari trakea kemudian mengalir ke bronkus primer yang kemudian dibagi menjadi dua jalur.
Berdasarkan Ask Nature, sebagian udara masuk ke paru-paru di mana terjadi pertukaran gas, sedangkan udara yang tersisa mengisi saccus pneumaticus posterior (belakang).
Paru-paru burung berbeda dari mamalia karena tidak memiliki alveolus. Sebagai gantinya, keberadaan alveolus digantikan oleh struktur turbular berdinding tipis yang disebut dengan parabronkus.
Parabronkus terletak dalam paru-paru dan bronkus sekunder dan terhubung langsung ke pembuluh darah kapiler yang luas.
Dalam parabronkus terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida secara difusi. Saat udara masuk ke kantong posterior, saccus pneumaticus anteriorpun mengembang dan menarik udara dari parabronkus. Hal tersebut menciptakan aliran udara searah.
Saat ada udara segar yang masuk, udara penuh karbon dioksida tidak dapat keluar. Namun ketika udara penuh karbon dioksida mengalir keluar melalui trakea, paru-paru tetap mendapat pasokan udara segar untuk pertukaran gas dari kantung posterior.
Dapat disimpulkan bahwa burung dapat memasukkan udara segar dari saccus pneumaticusnya walaupun sedang menghembuskan nafas.
Hal tersebut membuat burung mendapat pasokan oksigen yang konstan dan pertukaran gas yang terjadi secara terus-menerus. Sehingga burung dapat bernafas dengan konstan saat melakukan penerbangan.
Cepatnya regulasi gas dalam sistem pernafasan burung juga mempengaruhi termoregulasinya. Tingginya aktivitas burung menghasilkan panas berlebih yang harus dibuang, sedangkan burung tidak memiliki kelenjar keringat.
Sehingga salah satu cara mengeluarkan panas dari tubuh burung adalah melalui ekshalasi (pembuangan nafas) pernafasan.
Baca selanjutnya…