FAJARPENDIDIKAN.co.id – “Tidak semua orang dapat tetap #DiRumahSaja, ada yang harus meninggalkan rumah demi memenuhi kebutuhan hidupnya” demikian bunyi kutipan kalimat dalam sebuah poster ajakan berdonasi. Poster itu dibuat oleh siswa kelas XI SMA Islam Athirah 1 Makassar. Dia adalah Nailah Dea Mutiarasani (16) bersama 14 orang temannya tergerak hatinya mengumpulkan donasi untuk memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan.
Di tengah pandemi virus Corona (Covid-19) pemerintah telah mengeluarkan imbauan untuk belajar, beribadah, dan bekerja dari rumah. Namun ada beberapa profesi yang tidak dapat dilakukan dari rumah di antaranya tukang ojek, tukang becak, dan pekerja harian lainnya yang mengharuskan mereka meninggalkan rumah demi kelangsungan hidupnya. Atas dasar itu, Dea dan teman-temannya merasa terpanggil untuk ikut andil mengurangi beban mereka. Ia bentuklah gerakan “Help From Home” (membantu dari rumah). Awalnya mereka ragu, tetapi mereka percaya diri untuk sebuah kebaikan.
“Awalnya ide dari saya ji, iseng-iseng ja tanya temanku, mereka juga awalnya ragu, tapi dicoba saja, karena niat ta mau ki membantu” ujar Dea dengan dialek Makassarnya saat dihubungi, Rabu (15/4/2020)
Saat ini, gerakan Help From Home telah mengumpulkan donasi sebanyak 6.142.000 rupiah. Donasi yang terkumpul itu kemudian akan disalurkan dalam bentuk barang berupa nasi kotak dan masker kain.
“Nasi box untuk makan siang dan masker kain. Maskernya sementara dipesan mi” tambah dara berusia 16 tahun ini.
Kepala SMA Islam Athirah 1 Makassar Tawakkal Kahar, S.Pd., M.Pd. saat dihubungi mengaku sudah mengetahui hal tersebut, ia mengatakan bahwa itu murni inisiatif dari siswa, ia hanya memberikan motivasi dan mengingatkan agar tetap berhati-hati karena makassar masih tidak aman dari ancaman Covid-19.
“Kami bahagia mendengarnya, (itu) inisiatif mereka. Ini bukti bahwa pendidikan karakter, dalam hal ini berbagi kepada sesama yang telah kita tanamkan saat mereka di sekolah itu telah mereka implementasikan, artinya saat ini mereka memahami betul arti berempati” ujar Tawakkal.
“Kami senantiasa berkomunikasi dengan Dea dan timnya, terus memotivasi, memberikan dukungan, dan berpesan agar tetap berhati-hati karena Makassar masih zona merah” tutupnya.
Sukri Muhammad (Humas Sekolah Islam Athirah)