Spesifikasi Honda PCX 160 2022, Si Bongsor yang Gesit

Honda PCX 160 2022 dibandingkan pendahulunya, rasa berkendara yang ditawarkan tentu lebih baik. Motor ini hanya lebih panjang 12 mm, lebih tinggi 1 mm namun tapi ramping 3 mm dari model sebelumnya. Dimensi lengkapnya, adalah panjang 1.935 mm, lebar 742 mm dan tinggi 1.108 mm. Malah tinggi jok masih sama nih, 764 mm saja.

Bobot Lebih Ringan

Honda PCX 150 ternyata lebih ringan. Model baru ini bobotnya 129 kg (tipe CBS) dan 131 kg (tipe ABS) saja. Lebih ringan 1-2 kg tergantung tipe.

Pengurangan bobot ini tak terlepas dari penggunaan rangka model baru yang benar-benar dibuat lebih ringkas, tanpa ada banyak sambungan. Alhasil selain bobot motor lebih ringan, handling dan performanya juga jadi lebih asyik.

Handling Lincah

Saat dipakai bermanuver motor dengan mudah mengikuti arah yang dituju, rasanya ringan dan sedikit berisi, sehingga motor tak jadi liar kala bermanuver mendadak. Dipakai menikung rasanya pun masih stabil walau sedikit ada gejala limbung karena suspensi yang empuk.

Suspensi Empuk

Dari dulu motor ini identik dengan kenyamanan, dan hal itu tak dihilangkan pada model barunya. Bisa dibilang Honda melakukan perubahan yang berani, dengan mengubah karakter kaki-kakinya.

Lingkar pelek yang dipakai bukan 14 inci rata, tapi 14 inci di depan dan 13 inci di belakang. Pelek belakang yang mengecil ternyata untuk mengakomodir jarak main suspensi yang lebih panjang.

Kemudian profil ban yang dipakai pun jadi lebih tebal. Hasilnya peredaman kedua suspensi terasa empuk. Malah suspensi belakang terasa terlalu empuk bahkan saat dipakai sendirian oleh rider berbobot 76 kg.

Posisi Berkendara Fleksible

Enaknya naik matic premium macam Honda PCX 160 ini, posisi berkendara fleksible, bisa santai atau sigap. Kalau mau santai, kaki bisa diselonjorkan karena tersedia tempatnya. Kalau mau sigap, tinggal tarik lagi kakinya.

Posisi setang motor ini terasa lebar dan rendah, jadi tangan bisa rileks. Nah setangnya tanpa cover penutup ya, sudah jadi ciri khas Honda PCX sejak pertama muncul di Indonesia 2010 lalu.

Lantas jok dengan lekukan pemisah antara pengendara dan pembonceng, membuat ada bagian yang menahan tulang ekor. Cuma yang jadi catatan, kulit joknya terlalu lentur, jadi gampang merosot. Untungnya busa jok sudah terasa empuk.

Peningkatan Signifikan