Ada pemandangan yang berbeda di kampus III Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Kamis (1/2/2024) siang. Puluhan tenda yang berisi ragam menu halal tersaji apik berjejeran hasil karya para akademisi dari perguruan tinggi Islam.
Potret unik ini terlihat dari gelaran International Islamic Higher Education Expo dan Semarang Halal Festival yang dihelat dalam rangkaian forum Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) Ke-23 di UIN Walisongo. Acara ini digelar selama AICIS berlangsung mulai Kamis (1/2/2024) hingga Minggu (4/2/2024).
IAIN Bone yang turut berpartisipasi pada International Islamic Higher Education Expo menarik banyak minat pengunjung. Hal itu dikarenakan selain membawa karya ilmiah akademisi IAIN Bone, juga membawa hasil pengabdian masyarakat berupa parfum produk turunan dari minyak nilam.
“Parfum produk turunan minyak nilam ini sudah berstandar eropa. Dikerjakan oleh masyarakat Kab. Bone yang beberapa tahun telah kita bina dan bimbing dalam hal ini oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Bone,” jelas Dr. Aminullah Ketua LPPM IAIN Bone.
Produk beras hitam juga banyak didiskusikan pengunjung. Menurut mereka beras ini belum banyak dikenal dan tidak sepopuler beras merah. Padahal kata Dr. Aminullah beras hitam juga memilik khasiat yang tinggi.
“Khasiatnya misalnya beras ini kandungan seratnya tinggi tapi rendah kalori jadi cocok untuk mengontrol diabetes,” sebutnya.
Pembukaan expo ditandai dengan tabuh gong oleh Prof Ali Ramdhani didampingi Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Prof Ahmad Zainul Hamdi dan Pelaksana Tugas Rektor UIN Walisongo Prof Nizar Ali, di Planetarium UIN Walisongo.
“Kegiatan ini juga sekaligus mengajak masyarakat untuk memberikan masukan terhadap aktivitas perguruan tinggi,” tutur Prof Ramdhani.
Dia berharap melalui forum ini masing-masing perguruan tinggi bisa saling berkolaborasi untuk membangun peradaban.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari aktivitas AICIS dan saya berharap ini semakin membaik dan menunjukkan bahwa kontribusi perguruan tinggi Islam semakin diakui sebagai bagian dari cara kita membangun peradaban,” jelasnya.
Sebagai informasi, AICIS 2024 menjadi ajang pertemuan dan bertukar pikiran yang menghadirkan para tokoh akademisi dan pemuka agama dari sejumlah negara. Mereka nantinya akan mendiskusikan beragam persoalan kontemporer. AICIS tahun ini memiliki 25 sesi panel yang disediakan untuk mendiskusikan isu-isu yang dibagi menjadi 7 sub tema.
Adapun tujuh sub tema tersebut, yaitu 1) Agama, Nasionalisme, dan Kewarganegaraan di Asia Tenggara; 2) Dampak Isu dan Ketegangan Keagamaan Internasional terhadap Nasionalisme, Kewarganegaraan, dan Hak Asasi Manusia; 3) Krisis Kesetaraan, Keadilan, dan Kemanusiaan; 4) Ketegangan Agama dan Kemanusiaan Global; 5) Isu Gender, Spiritualitas, dan Minoritas; 6) Fiqih Siyasah tentang Perang dan Damai Pasca Kolonial; 7) Kebijakan berbasis Maslahah Mursalah, Kesetaraan dan Pemberdayaan.*