STFT Jaffray Makassar kembali menyelenggarakan kegiatan Hari Cinta Buku Nasional yang keenam.
Dengan mengusung tema “Mahasiswa Penggerak Perubahan Menuju Indonesia Emas 2045” STFT Jaffray berharap bahwa melalui kegiatan ini, setiap mahasiswa di Indonesia dapat mengalami peningkatan dalam minat baca dan minat literasi sehingga dapat mereduksi rendahnya minat baca masyarakat Indonesia yang berada di posisi nomor 2 paling bawah dalam persentase negara dengan minat baca terendah menurut UNESCO serta siap menghadapi perkembangan zaman di era industri 5.0.
“Jika ingin melihat hari esok yang lebih baik, maka kita perlu mempersiapkannya hari ini dengan baik. Jika kita ingin menjadi pemimpin yang sukses di masa yang akan datang, maka kita perlu menginvestasikan waktu untuk membaca banyak buku hari ini. Itulah motto HCB “Reader Today, Leader Tomorrow,” ujar Andi Prasasti Saputra, ketua panitia Hari Cinta Buku Nasional VI.
“Kita ingin mempersiapkan mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan menuju Indonesia Emas 2045. Maka dengan itu dalam HCB ini diselenggarakan berbagai kegiatan yang yang mengasah intelektual dan kreativitas mahasiswa seperti seminar bedah buku, workshop literasi informasi, dan juga berbagai jenis lomba seperti lomba Karya Tulis Ilmiah, Debat, Baca Puisi, Khotbah, Baca Alkitab dalam bahasa Ibrani dan Yunani, Band, Video Kreatif hingga Fashion Show,” terang Andi Prasasti.
Kegiatan HCB ini dibuka langsung secara resmi oleh Wakil Ketua I Bidang Akademik STFT Jaffray Makassar, Ibu Pdt. Dr. Tri Supartini, M.Th. “HCB ini telah dilaksanakan sejak tahun 2018, tapi tahun ini, di tahun yang keenam, pertama kali kita melaksanakannya secara nasional dengan melibatkan mitra kerja dari sekolah-sekolah teologi di bawah naungan GKII dan juga diikuti oleh peserta kegiatan dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia”, tutur Wakil Ketua I Bidang Akademik STFT Jaffray Makassar, Pdt. Dr. Tri Supartini, M.Th dalam sambutannya.
Sekali lagi Pdt. Tri menegaskan, belajar itu berarti berubah. Kalau mahasiswa sebagai penggerak perubahan, mahasiswa juga menjadi bagian dalam proses belajar itu supaya terjadi perubahan.
Lewat dan melalui mahasiswalah terjadi suatu perubahan-perubahan ke depan. Perubahan-perubahan di era digital dan di berbagai bidang yang akan melengkapi kita dalam pembelajaran, pungkasnya.
Generasi yang lama akan berlalu, sambungnya, dan generasi muda sekaranglah yang akan memimpin. 5-10 tahun ke depan, mahasiswa yang sekarang adalah para pemimpin.
Karena itu, biarlah ketika mahasiswa menjadi penggerak perubahan, perubahan yang kita lakukan di mulai dari mahasiswa akan menjadi awal satu perubahan di era yang lebih baik lagi, khususnya bagi dunia, Indonesia, dan bagi generasi yang akan datang.