Sudah 100 Persen Guru di Makassar Telah Divaksin

Vaksinasi guru di Makassar sudah mencapai 100 persen hingga kesiapan infrastruktur sekolah agar siswa hingga guru aman dari COVID-19.

“Akan tetapi, semua hal itu tergantung dengan status COVID secara kumulatif di kota ini (Makassar). Kalau di kota ini tetap oranye dan menuju merah, tentu kita tidak melaksanakan (Pendidikan Tatap Muka) itu,” kata Danny di Makassar.

Danny memastikan pihaknya telah melakukan finalisasi persiapan sekolah tatap muka. Selain seluruh guru telah disuntik vaksin, sekolah-sekolah dicuci dengan disinfektan dan seluruh siswa diwajibkan mengikuti tes pemeriksaan COVID.

“Tapi finalisasi (terselenggaranya sekolah tatap muka) tergantung apa yang menjadi status COVID, baik secara keseluruhan di Indonesia maupun di Kota Makassar dan Provinsi Sulawesi Selatan,” ujarnya.

Baca Juga:  UPT SPF SMPN 4 Makassar Gelar Pemilihan Duta Baca Pelajar

Danny juga menegaskan hanya siswa yang dipastikan benar-benar bebas dari COVID yang diperbolehkan mengikuti sekolah tatap muka.

Testing (dilakukan) untuk menghasilkan anak yang akan masuk tatap muka, itu benar-benar anak-anak yang sehat, kalaupun kita temukan anak yang tidak sehat, Pemerintah Kota (Makassar) akan menanganinya dengan baik,” tegasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Nielma Palamba mengatakan pihaknya telah melakukan uji kelayakan sekolah tatap muka di tengah pandemi COVID-19.

“Jadi ada namanya daftar periksa sekolah, itu sudah diisi semuanya dan terdapat 46 indikator yang harus dipenuhi. 46 Indikator ini terdiri dari atas empat komponen, kesiapan administrasi, kemudian administrasi pembelajaran, kemudian kesiapan sarana dan prasarana, kemudian yang terakhir mengidentifikasi faktor risiko itu,” kata Nielma.

Baca Juga:  5 Rekomendasi Tempat Healing Low Budget di Makassar

“Yang jelas kalau secara umum, teman-teman di satuan pendidikan guru-guru sudah siap karena vaksinasi juga sudah selesai sudah 100 persen, kecuali yang sakit,” lanjutnya.

- Iklan -

Teknis uji coba sekolah tatap muka itu dilakukan dengan jam belajar hanya 2 jam untuk SD dan 3 jam untuk SMP. Siswa yang mengikuti sekolah tatap muka hanya setengah dari ketersediaan kapasitas ruangan kelas.

“Kami juga sudah sosialisasikan kepada seluruh satuan pendidikan untuk membuat sedemikian rupa roster (jadwal mata pelajaran), bagaimana roster, jika hanya 2 jam di sekolah, pelajaran apa yang harus diajarkan. Kemudian teknisnya adalah dilarang membawa makanan, masker harus tetap digunakan dan tidak boleh bermain di sekolah,” tuturnya. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU