Surat Terbuka untuk Pelatih Baru Kesebelasan Indonesia Patrick Kluivert

Oleh: Wina Armada Sukardi, Analis Sepak Bola

Coach Patrick Kluivert yang terhormat,

Kehadiran Anda sebagai pelatih kesebelasan nasional Indonesia yang baru, terus diikuti dan disimak oleh sekitar 150 juta pengemar sepak bola Indonesia. Mereka “kepo” (ingin tahu) bagaimana kiprah dan hasil capaian coach dalam dua bulan terakhir ke depan.

Perlu Coach Patrick Kluivert ketahui, kedatangan Anda di Indonesia menimbulkan gaduh yang luar biasa di jagat sepak bola Indonesia. Kemunculan Anda begitu mendadak dan di tengah sanjungan tinggi kepada pelatih nasional Indonesia sebelumnya, Shin Tae-young menimbulkan kontraversi dan pro kontra, sampai sekarang.

Coach Patrick Kluivert yang terhormat,

Dari berbagai informasi dan keterangan yang diuraikan induk organisasi sepak bola Indonesia, PSSI, pelatih Shin Tae-young diganti bukan lantaran prestasinya yang buruk. Secara umum, di luar hasil terakhir kejuaraan AFF, prestasi Shin Tae-Young dinilai sebagian pengamat, wartawan, dan fans Indonesia, sangat bagus.

Pelatih asal Korea Selatan itu dipandang mampu menaikkan level permainan sepak bola Indonesia ke tingkat tinggi, mengubah dan memperbaiki budaya sepak bola Indonesia, menanamkan landasan profesional, serta mencatat berbagai raihan prestasi termasuk terakhir tembus ronde ketiga kejuaraaan dunia, dengan menempatkan kesebelasan Indonesia di posisi sementara ketiga.

Di tangan Shin Tae-young, tak ada lagi pemain yang berlaku seeenaknya dan tidak disiplin. Tanpa ampun, Shin Tae-young bakal memberikan sanksi berat kepada pemain yang tidak disiplin dan tidak taat aturan, termasuk sanksi tidak dipanggil lagi ke dalam tim nasional. Pemain jadi menyadari mereka harus disiplin.

Pelatih asal Korea Selatan itu juga menempa fisik pemain Indonesia ke taraf yang cukup prima. Dia mendorong limit ketahanan fisik pemain Indonesi untuk mampu bertanding lebih dari 2 X 45 menit secara konsisten melawan lelah.

- Iklan -

Sebelumnya, fisik rata-rata pemain Indonesia hanya dapat tahan 45 menit babak pertama saja. Memasuki babak kedua, pemain Indonesia cepat kehabisan nafas dan oleh karenanya mudah kebobolan. Shin Tae-young mengubah hal itu.

Hanya saja, menurut PSSI, Shin Tae-young memiliki kekurangan pada aspek komunikasi dan ada kompleksitas yang tidak dapat ditangani Shin Tae-young dengan baik. Jadi, “pemecatan” Shin Tae-young sama sekali bukan urusan prestasi.

Coach Patrick Kluivert yang terhormat,

Oleh lantaran itu, kehadiran Anda menangani kesebelasan Indonesia, tiada lain dan tiada bukan, tidak boleh berada di bawah level prestasi kepelatihan Shin Tae-young. Apa pun alasannya, jika capaian Coach di bawah Shin Tae-young, maka cap atau lebeling buat Anda dalam menangani kesebelasan Indonesia, satu kata saja: gagal. Maka, Coach, sebuah keharusan prestasi Anda berada di atas Shin Tae-young.

Dalam praktek jangka pendek, sekaligus sebagai ujian penting, hal itu dapat diterjemahkan, kewajiban Coach Patrick Kluivert membawa lolos kesebelasan Indonesia masuk sebagai peserta kejuaraan dunia 2026. Target itu tanpa konpromi.

Jika Coach Patrick Kluivert tidak mampu menyandang beban dan tanggung jawab itu, mau tidak mau, suka tidak suka, Coach dimuarakan pada kesimpulan punya kemampuan atau kualitas di bawah Shin Tae-young. Dan pilihan terhadap Coach Patrick Kluivert dianggap publik sebagai sebuah blander.

Coach Patrick Kluivert yang terhormat,

Dalam jangka pendek, ukuran sukses Anda sederhana saja: meraup point sebanyak-banyaknya dalam empat pertandingan kejuaraan dunia yang akan datang, masing-masing melawan Australia (tandang), Bahrain dan China (kandang) dan Jepang (tandang).

Jika tidak mendapat point yang memungkinkan Indonesia lolos ke Piala Dunia, tak usah sakit hati, Anda akan menerima hujatan bertubi-tubi dari warga sepak bola Indonesia.

Sebaliknya, jika berhasil meloloskan kesebelasan Indonesia ke kejuaraan dunia, tak usah diminta, bakal mengalir puja-puji selangit kepada Anda. Coach Patrick Kluivert akan mengukir sejarah sepak bola Indobesia, yakni sebagai pelatih pertama yang berhasil membawa Indonesia menjadi salah satu kesebelasan yang mampu menembus kejuaraan dunia.

Baca Juga:  Wajib Tonton! 7 Film Bioskop Indonesia Sedang Tayang di Netflix

Coach Patrick Kluivert sejak dini perlu menyadari, fans sepak bola Indonesia termasuk yang “gila.” Mereka dapat bersikap ekstrim dalam keberpihakan maupun yang objektif. Jika mereka tak suka atau protes, mereka dapat menembus media sosial pribadi dengan ujaran permusuhan. Bagi yang tak tahan, akan mengalami stress dan bahkan depresi.

Sebaliknya jika mereka mendukung, selain puja-puji, mereka juga dapat ikut mempertahankan Anda dengan segenap daya upaya yang luar biasa.

Lewat uraian ini saya ingin mengingatkan kepada Coach Patrick Kluivert untuk siap menghadapi berbagai kemungkinan yang ada. Pengemar sepak bola Indonesia memang terkenal “gila.” Sukses akan disanjung setinggi langit. Gagal akan dicerca tanpa ampun.

Coach Patrick Kluivert yang terhormat,

Saya ingin mengingatkan, waktu Anda untuk melaksanakan tugas baru pertama di kesebelasan Indonesia teramat sangat singkat. Kata orang, waktunya, cuma dua bulan, padahal sebenarnya tidak lebih dari satu bulan saja.

Setelah Coach Patrick datang ke Jakarta 12 Januari lalu, dan tinggal beberapa hari di Indonesia, Coach pulang lagi ke Belanda. Anda bakal datang kembali ke Indonesia, awal Pebuari nanti.

Padahal tanggal 20 Maret Indonesia sudah ditunggu bertanding melawan Autralia di negeri Kangkuru tersebut. Ini berarti kesebelasan Indonesia harus berangkat dari Indonesia ke Australia sekitar seminggu sebelum pertandingan tersebut. Katakanlah sekitar tanggal 12-13 Maret.

Mengikuti akur jadwal ini, Coach sudah harus mulai mengumpulkan pemain untuk mengenal kemampuan, kualitas dan kerjasama pemain tim setidaknya dua minggu sebelum tanggal 12-13 Maret, atau berarti pada awal Maret.

Dari sebelum keberangkatan tanggal 12-13 Maret perlu pemahaman strategi dan saling pengertian. Sehebat apapun pemainnya membutuhkan waktu setidaknya seminggu. Maka waktu Anda mulai dari awal Maret itu.

Ketika Anda datang awal Pebuari, Anda masih harus memilah dan memilih pemain. Tak peduli pemain “lokal” atau pemain “naturalisasi.” Mungkin itu membutuhkan waktu dua minggu atau sampai pertengahan Pebuari. Itu berarti sesunggunya waktu Anda aktualnya untuk pertandingan pertama hanyalah dua minggu.

Demikian pula untuk pertandingan kedua, 25 Maret, melawan China, waktunya semakin sempit. Sehari setelah lawan Autralia, kesebelasan kita harus segera kembali ke Indonesia. Tiba di Indonesia 21, dan latihan ringan 22 Maret. Hanya ada dua hari persiapan melawan Bahrain, pada tanggal 25 sudah harus melawan China.

Dua pertandingan ini sangat menentukan kelanjutan “nasib” kesebelasan Indonesia, sekaligus CV karier kepelatihan Anda di Indonesia. Jika Indonesia cuma mendapat dua point dari kedua pertandingan itu, harapan lolos ke empat besar agak kecil, apalagi kalau cuma dapat 1 angka, lebih muskil lagi untuk lolos ke kejuaraan dunia tahun 2026. Maka dua pertandingan pertama amat menentukan, dan itu artinya waktunya sangat minim.

Coach Patrick Kluivert yang terhormat,

Terus terang saja, sempitnya waktu pengenalan dan persiapan menangani kesebelasan Indonesia, menimbulkan banyak pertanyaan pada kami, apakah dalam waktu sesingkat itu Anda dapat meramu kesebelasan Indonesia menjadi lebih tangguh dari kesebelasan Indobesia racikan Shin Tae-young.

Dengan lain perkataan, apakah dalam waktu sedemikian sempit dapat mengalahkan Asutralia dan Bahraiin? Lebih rinci lagi, mungkinlah kesebelasan Indonesia di bawah kepelatihan Coach Patrick Kluivert dapat seri lawan Australia dan menang melawan Bahrain dan meraih 4 angka.

Kalau ini tercapai, minimal masih ada harapan untuk maju ke ronde ke empat melakukan play off.

Bukanlah perkara mudah, Coach, mengganti pekatih di tengah proses yang sudah berjalan dan mendekati babak akhir. Contoh teranyar, Arab Saudi. Pergantian pelatih di tengah jalan dalam perebutan tiket ke kejuaraan dunia dalam group yang sama dengan Indonesia, tidak menghasilkan prestasi sesuai harapan. Saya ingin pula mengingatkan Anda Coach, tanpa totalitas, Anda hanya akan menambah sejarah kelam perjalanan kesebelasan Indonesia dan karier kepelatihan Anda sendiri.

Baca Juga:  Deretan Pemain Keturunan Dijagokan Gabung Timnas Indonesia

Coach, karena Anda datang pada pertengahan proses, maka kepada Anda tidak berlaku lagi alasan Anda perlu dan memberi refrensi pentingnya proses pembentukan buat menghasilkan kesebelasan nasional Indonesia yang tangguh. Terhadap kasus Anda sudah langsung dituntut hasil.

Tegasnya, dari Coach Patrick Kluivert satu-satunya tuntutan dalam pertandinhan awal, adalah menang dan menang. Hanya jika Anda memberikan kemenangan dalam dua pertandingan pertama, Anda dapat diterima warga sepak bola Indonesia.

Coach Patrick Kluivert yang terhormat,

Perlu Coach ketahui, ekspektasi atau harapan terhadap Anda begitu besar. Sangat besar. Luar biasa besar. Jika Anda dapat memenuhi harapan itu, Coach pasti ditempatkan pada kedudukan sangat terhormat dalam gelanggang sepak bola Indonesi.

Sebaliknya seandainya gagal, jangan terkejut dan sakit hati, Anda bakal dihujani dengan cemohoan, caci maki atau hinaan serendah-rendahnya. Itulah yang oleh ketua umum PSSI, Erick Thohir, disebut sebagai “ konsukiensi” atas pilihan.

Coach Patrick Kluivert yang terhormat,

Pelatih kesebelasan Indonesia asal Belanda bukan barang baru. Anda merupakan pelatih Belanda keenam yang melatih kesebelasan Indonesia. Dari junlah itu hanya dua orang yang mempunyai cara melatih lumayan siginifikan bagi Indonesia.

Nama pertama dan yang utama yang perlu dicatat adalah pelatih Wiel Coerver. Dia tahun 1976 hampir saja membawa Indonesia lolos ke Olimpiade. Waktu itu belum ada ketentuan sepak bola Olimpiade diperuntukan hanya bagi tim U-23 plus tiga senior.

Indonesia kala itu, dalam pertandingan penentuan terakhir, hanya kalah adu pinalti dari Korea Utara. Tiga tahun kemudian Wiel Cover mempersembahkan mendali perak Sea Games. Dia memberikan kosntribusi lumayan bagi sepak bola Indonesia.

Hal itu tak mengherankan, karena Wiel Coerver pelatih dengan reputasi cemerlang. Dia pernah membawa Feyenoord juara Piala Europa 1975-1974 dan sempat menangani Roda JC, Sparta, hingga NEC Nijmegen.

Pelatih berikut Frans van Balkom. Dia menjadi arsitek Indonesia pada patahun 1978-1979. Van Balkon memperkenalkan sepak “jemput bola.” Dia mengajarkan dalam perebutan bola dan pasing, pemain jangan pasif menunggu bola, tetapi aktif “menjemput bola.” Selain “jemput bola” Van Blkom tak meninggalkan jejak berarti dalam sepak bola Indonesia.

Tiga pelatih berikutnya, masing-masing, Henk Wullems, (medali perak SEA Games 1997), Wim Rijsbergen dan Pieter Huistra tidak membawa hasil menonjol dan tidak meninggalkan legesi apapun.

Coach Patrick Kluivert yang terhormat,

Kini Anda pelatih keenam yang dengan berdebar dinanti hasilnya, apakah akan sama saja dengan pelatih asal Belanda lainnya, ataukah Anda lebih istimewa. Dibanding dengan pelatih-pelatih itu Anda punya keuntungan.

Kiwari sebagian besar pemain “naturalisasi” kesebelasan Indonesia berasal dari Belanda, dunia dan budaya serta pemain yang sangat Anda ketahui. Dengan begitu Anda harusnya sudah langsung punya jalinaan komunikasi dan pemahaman yang cepat, sesuatu yang tidak dimiliki pelatih-pelatih kesebelasab Indonesia asal Belanda.

Dengan begitu ada harapan besar Anda memberikan jauh lebih baik ketimbang mereka. Keunggulan ini diharapkan dapat membantu Anda membawa kesebelasan Indonesia pertama kalinya dalam era modern mampu mencatatkan nama dalam kejuaran dunia. Kami menenanti peluang itu dapat Anda wujudkan.

Coach, saya lihat manakala diperkenalkan pertama kali ke publik, Coach begitu percaya diri. Nah, kini kepercayaan diri itu dalam waktu dekat menghadapi ujian berat, apakah kepercayaan diri yang besar itu memang memiliki dasar yang kuat, ataukah sekedar kamuflase belaka.

Selamat bekerja. Ditunggu kabar hasil baiknya. Jabat erat. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU