Syukur Atas Nikmat Lahir dan Batin

Ma’asyiral Musimin rahimani wa rahimakumullah, mengajak, semua kaum muslimin untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wataala. Dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.

Selanjutnya dikatakan, sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang dianugerahkan kepada kita. Tiada satu pun selainNya yang mampu menghitungnya..

Nikmat terbagi dua macam. Nikmat lahir dan nikmat batin. Allah Taala berfirman, ” Dan Allah telah menyempurnakan nikmat nikmatNya yang lahir dan batin unrukmu”. (QS. iuqman : 20)

Nikmat lahir adalah nikmat yang terlihat oleh mata. Seperti harta, penghormatan orang, ketampanan, kecantikan. Diberi taufik atau kemudahan unruk melakukan kataatan, kesehatan, keturunan, harta kedudukan, sungai, hujan, tanaman, hewan ternak, air dingin, dan banyak lagi lainya.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Senin, 25 November 2024: Rahasia Konsistensi Spiritual

Sedangkan nikmat batin adalah, nikmat yang didapati oleh seseorang dalam dirinya. Seperti memiliki ilmu tentang Allah SWT, kokohnya keyakinan kepada Allah SWT dan dijauhkan dari penyakit serta berbaqai marabahaya.

Kewajiban Mukallaf

Menurut Ma’asyiral muslimin-muslimin, kewajiban setiap mukallaf atau orang yang baligh dan berakal adalah, bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat nikmat tersebut.

Bersyukur kepada Allah adalah dengan tidak menggunakan nikmat dari Allah untuk melanggar laranganNya. Tidak kufur kepada Allah dan para utusanNya.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Minggu, 15 Desember 2024: “Layak di Hadapan Allah”

Barang siapa melakukan syukur seperti itu, maka ia adalah seorang hamba yang telah bersyukur kepada Tuhannya.

Sedangkan orang yang mengucap syukur kepada Allah dengan lidahnya, sebanyak apapun, namun masih menggunakan nikmat Allah SWT untuk berbuat melanggar laranganNya, maka hakikatnya ia belumlah bersyukur kepada Allah SWT, sebagaimana yang diwajibkan.

- Iklan -

Dan hendaklah diketahui bahwa, kita senua di hari kiamat nanti., akan dimintai pertanggung jawaban atas nikmat yang Allah SWT anugerahkan kepada kita. (kultum/ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU