Salat Tahajjud, yang dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir, merupakan salah satu pintu kebaikan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Maukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, sedekah menghapus kesalahan, dan salat seorang hamba di tengah malam.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam hadits ini, Rasulullah menyebutkan salat di malam hari, yaitu salat Tahajjud, sebagai salah satu amalan yang sangat bernilai. Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an, Surah Al-Isra ayat 16:
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, dan mereka berdoa kepada Rabb mereka dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan.” (QS. Al-Isra: 16)
Kekuatan Salat Tahajjud
Salat Tahajjud adalah salah satu salat sunnah yang sangat populer, dan hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Bahkan, beliau pernah mengatakan bahwa jika beliau tidak khawatir salat ini diwajibkan, beliau akan memerintahkan umatnya untuk melaksanakan salat Tahajjud setiap malam.
Allah berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 79:
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat Tahajjud sebagai ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Allah Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
Jika umat Islam memahami kedalaman makna ayat ini, pasti mereka tidak akan pernah meninggalkan salat Tahajjud. Keutamaan salat ini semakin terasa karena dilaksanakan pada waktu yang sangat istimewa, ketika kebanyakan orang terlelap dalam tidur mereka. Namun, ada segelintir hamba-Nya yang memilih untuk bangun di tengah malam, berdiri di hadapan Allah, dan berinteraksi dengan-Nya dalam keheningan malam.
Salat Tahajjud bukan hanya sekadar ibadah fisik, melainkan juga perjumpaan spiritual yang luar biasa. Di tengah sunyi malam, seorang hamba menyembah Allah dengan penuh keikhlasan.
Saat itu, antara sang penyembah dan yang disembah, terjalin ikatan yang sangat mendalam. Terkadang, dalam keheningan itu, air mata kerinduan pun menetes, meresap dalam doa yang tulus.
Allah berfirman dalam Surah Al-Fajr (89:27-30):
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai-Nya. Masuklah ke dalam surga-Ku, bersama hamba-hamba-Ku yang lain.”
Ayat ini merupakan panggilan mesra dari Sang Pencipta, yang selalu dirindukan oleh para pencinta-Nya, terutama oleh mereka yang rajin melaksanakan salat Tahajjud. Betapa indahnya, ketika seorang hamba mendengar panggilan itu, seakan hati dan jiwanya larut dalam kebahagiaan.
Keutamaan dan Kedalaman Salat Tahajjud
Para pengamal salat Tahajjud akan merasakan betapa besar kekuatan ibadah ini. Bagi mereka, salat ini terasa seperti kewajiban, bahkan jika mereka meninggalkannya, rasanya seperti meninggalkan salat fardhu. Salah satu ciri khas salat Tahajjud adalah lamanya sujud dan rukuk yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Aisyah radhiyallahu anha pernah mengungkapkan bahwa apabila Nabi SAW sujud, beliau sujud sepanjang bacaan Surah Al-Baqarah (sekitar tiga juz), dan rukuknya berlangsung sepanjang bacaan Surah Al-Imran (sekitar satu setengah juz).
Salat Tahajjud mempertemukan seorang hamba dengan Allah di tengah malam yang sunyi, dan wajar jika ibadah ini memberikan kekuatan spiritual yang luar biasa. Dalam kesunyian malam, ketika dunia terlelap, seorang hamba merasakan kedekatannya dengan Sang Pencipta, yang memberikan ketenangan dan kebahagiaan yang tak terhingga. (*)