25 tahun yang lalu, tepatnya pada Bulan Desember 1996, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memproklamirkan 21 November Hari Televisi Sedunia.
Pada tahun yang sama Forum Televisi Dunia pertama di adakan.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), keputusan ini di ambil untuk memberikan pengakuan atas meningkatnya dampak televisi terhadap pengambilan keputusan berbagai konflik dan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan”.
Sebelumnya masyarakat menerima informasi melalui siaran radio, jika sebuah rumah tangga di lengkapi dengan radio transistor dan surat kabar.
Siaran televisi awal mengikuti format yang sama seperti radio dengan seorang pria membaca buletin sederhana di layar hitam putih.
Namun teknologi segera berkembang untuk memasukkan gambar peristiwa dan wawancara dengan orang-orang.
Gaya monokrom di tinggalkan ketika teknologi warna di kembangkan pada pertengahan hingga akhir tahun enam puluhan dan teknologi TV terus berkembang dengan optik dan perangkat tambahan digital yang semakin canggih.
Televisi telah lama di anggap mewakili komunikasi dan globalisasi di dunia kontemporer, tetapi tidak semua perwakilan pemerintah yang hadir melihat hal-hal seperti itu.
Delegasi dari Jerman mengatakan,
Sebagian besar itu dapat dengan mudah melihat Hari Televisi Sedunia sebagai hari orang kaya. Mereka tidak memiliki akses ke televisi. Ada informasi yang lebih penting di media dan di sini saya akan menyebutkan radio secara khusus.”
Terlepas dari keberatan yang dapat dimengerti ini, televisi masih merupakan inovasi instrumental bagi kemanusiaan dalam kategori yang sama dengan mesin cetak, komunikasi radio dan internet.
Internet telah menghubungkan kita dengan cara yang tidak kita duga dan mungkin tidak dapat kita bayangkan tetapi pada Hari Televisi Sedunia kita ingat bahwa televisi ada terlebih dahulu dan membuka jalan untuk apa yang akan datang.