Meskipun masih pandemi Covid-19 sampai saat ini, tetapi realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kabupaten Wajo sampai dengan bulan Desember 2021 mencapai sebesar Rp1,08 triliun dan merupakan peringkat ketiga bila dibandingkan dengan 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan.
Hal ini berdasarkan data pada Aplikasi Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) sampai dengan bulan Desember 2021, realisasi KUR di Kabupaten Wajo tercatat sebesar Rp1,08 triliun dan mengalami pertumbuhan sebesar 30,76% bila dibandingkan dengan realisasi KUR bulan Desember 2020 sebesar Rp825,95 miliar.
Apabila dilihat dari jumlah debitur KUR, Kabupaten Wajo juga merupakan yang terbesar ketiga yaitu sebanyak 29.890 debitur atau 7,53% dari total debitur di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 396.967 debitur sampai dengan bulan Desember 2021.
Bila dilihat dari jenis skema kredit, Kredit Mikro merupakan yang terbesar realisasi di Kabupaten Wajo. Yaitu sebesar Rp769,13 miliar atau 71,21% dari total realisasi sebesar Rp1,08 triliun. Disusul, Kredit Kecil sebesar Rp280,52 miliar atau 25,97%. Sementera, untuk Kredit Super Mikro (Supermi) terealisasi sebesar Rp30,36 miliar atau 2,81%.
Apabila dilihat dari penyalur KUR di Kabupaten Wajo, Bank BRI merupakan yang terbesar realisasi sampai dengan bulan Desember 2021. Yaitu sebesar Rp833,64 miliar atau 77,19% dari total sebesar Rp1,08 triliun. Disusul Bank Mandiri sebesar Rp129,14 miliar atau 11,96%. Bank BNI sebesar Rp90,05 miliar atau 8,34%.
Bank Syariah Mandiri sebesar Rp17,39 miliar atau 1,61%. BPD Sulselbar sebesar Rp6,01 miliar atau 0,56%. BNI Syariah sebesar Rp1,96 miliar atau 0,18%. Bank BRI Syariah sebesar Rp1,38 miliar atau 0,13%. Bank Sinarmas sebesar Rp350,00 juta atau 0,03%. Dan Bank BRI AGRO sebesar Rp100 juta atau 0,01%.
Sementara itu, bila dilihat dari sektor ekonomi di Kabupaten Wajo terdapat tiga penyumbang terbesar. Yaitu Sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan merupakan yang terbesar menyerap KUR sampai dengan bulan Desember 2021 yaitu sebesar Rp833,64 miliar atau 77,19%.
Disusul sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp239,68 miliar atau 22,19%. Dan ketiga sektor Perikanan sebesar Rp66,56 miliar atau 6,16%. Adapun sisanya terdistribusi di berbagai sektor ekonomi lainnya yang perlu mendapat perhatian dan terus dikembangkan.
Kepala KPPN Watampone, Rintok Juhirman menilai semakin banyak pelaku UMKM yang memanfatkan KUR sebagai salah satu sumber pembiayaan yang murah. Hal tersebut disebabkan KUR mendapatkan subsidi bunga dari Pemerintah.
“Terlebih dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, bukti nyata Pemerintah hadir membantu UMKM bangkit,”pungkasnya.