Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Direktorat Guru PAUD Dikmas) menyelenggarakan webinar pendidikan pelatihan (diklat) teknis mendongeng yang bertempat di Century Park Hotel, pada Selasa (27/9).
Webinar ini bertujuan untuk memberi informasi terkait program diklat teknis mendongeng untuk guru, memberikan penguatan pemahaman dan keterampilan tentang pentingnya mendongeng dalam proses pembelajaran PAUD oleh Guru PAUD. Selain itu, juga sebagai salah satu wujud respons pendampingan dari Kemendikbudristek terhadap proses pembelajaran di PAUD melalui metode mendongeng.
Penasihat DPW Kemendikbudristek dan Ketua Bidang I OASE Kabinet Indonesia Maju, Franka Makarim yang turut hadir secara daring mengungkapkan, Kemendikbudristek yakin bahwa penanaman nilai luhur bangsa dimulai sejak usia dini dan salah satunya dengan metode mendongeng.
“Pendidik atau guru PAUD dengan penuh kehangatan dan kecintaannya terhadap anak didiknya dapat membangun nilai dan karakter dengan bercerita di hadapan mereka. Berbagai peran dan keragaman cerita membuat anak didik PAUD secara tidak langsung terhibur dan yang jelas, mengedukasi mereka,” lanjut Franka di sela-sela pembukaan webinar.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani dalam sambutannya menambahkan, untuk mewujudkan Pelajar Pancasila pada jenjang PAUD membutuhkan proses belajar yang menyenangkan dan stimulasi yang sejalan dengan kekhasan dunia anak usia dini yaitu bermain. “Satu hal yang sesuai dengan ini adalah melalui dongeng,” imbuhnya.
Webinar yang berkonsep gelar wicara (talkshow) ini menawarkan warna baru dalam format acaranya. Terlihat dari para narasumber dan moderator yang totalitas langsung menerapkan dunia dongeng dalam pakaian yang dikenakan, seperti Gatot Kaca, Putri Jasmine, Karakter Bebek, dan Karakter Berkostum Jingga.
Selama acara berlangsung, para narasumber berbincang-bincang seputar kiat-kiat teknik mendongeng sembari memaparkan pandangan masing-masing dan penerapan yang telah mereka lakukan kepada audiens dalam hal ini anak-anak di lingkungan kerja mereka.
“Jadi trik mendongeng itu adalah bagaimana kita menyusun komposisinya, misalkan kalau kita mau pakai intro awalan itu tidak boleh kelamaan. Kalau terlalu lama dan mereka sudah capek kemudian kita baru mendongeng, nanti mereka enggak akan mau lagi dengerin (dongengnya),” ucap Heru Prakoso sebagai Praktisi Pendongeng.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab di mana para peserta antusias berkonsultasi kepada narasumber untuk mengetahui seputar informasi dan kesiapan apa yang harus lakukan guru dan tenaga pendidik agar aktivitas mendongeng dapat tersampaikan dengan baik kepada peserta didik di sekolah.
Andriyani, Kepala Sekolah TK Labschool FIP UMJ Tangerang Selatan menjelaskan, sebelum mulai mendongeng, kesiapan pendongeng harus matang. Mulai dari mempersiapkan materi, teknik pembelajarannya, dan aspek lainnya agar pesan yang disampaikan pendongeng dapat menyentuh penonton.
“Jadi anak-anak itu kita pancing dulu, memberi prolog yang menarik, setelah mereka tertarik baru kita bacakan cerita sesuai alurnya dan juga berbagi peran dengan anak-anak diajak bermain dalam berbagai karakter,” urai Andriyani mengelaborasi perihal keterlibatan siswa dalam kegiatan mendongeng.
Acara ini dilanjutkan oleh paparan dari Tim SIMPKB, Achmad Fauzi terkait dengan alur login belajar. Kemudian ditutup dengan pantun serta dilanjutkan oleh para narasumber menyanyikan lagu “Aku Anak Indonesia” bersama-sama seluruh narasumber dan peserta.
Turut hadir, Direktur Guru PAUD Dikmas, Santi Ambarrukmi dan beberapa narasumber lainnya, Nita Priyanti (Akademisi Universitas Pancasakti Bekasi), Heru Prakoso (Praktisi Pendongeng), serta Indro Wiyarno (PTP Direktorat Guru PAUD dan Dikmas). (*)