Tanamkan Sifat Kedermawanan

Momentum bulan Ramadan perlu berlatih untuk menanamkan sifat kedermawanan. Terutama kepada anak-anak.

Kaum belia itu, masih lunak untuk diarahkan, dan ditanamkan sifat tersebut. Tepat pada momentum Ramadan, kaum muslimin hendaknya dapat berbagi sesuai kemampuan.

Suatu saat Dzun Nun al Mashiri melakukan perenungan di hutan. Dia ditemani seorang murid setianya. Mereka mendapati seekor burung yang tiada daya untuk terbang. Karena sayapnya patah. Burung itu, hanya bisa menggelepar-gelepar di tanah.

Selang beberapa saat kemudian, datang burung yang lain membawakan makanan baginya. Burung yang patah sayap itu, tanpa perlu repot-repot lagi mencari makanan. Dia dapat makan kenyang berkat jasa kawannya.

Menyaksikan kejadian langka tersebut, si murid termenung dan berfikir keras, untuk menggali pelajaran yang dapat dipetik dari periatiwa itu. “Ternyata tanpa harus berusaha mencari makanan sekalipun, kita dapat bertahan hidup berkat jasa orang lain. Alangkah rahmatnya Allah SWT kepada setiap makhluknya,” pikirnya.

Sebagai seorang waliyullah, Dzun Nun biaa merasakan apa yang direnungkan.muridnya. Dia lalu berkata ” Seharusnya kamu tidak berfikir menjadi burung yang patah sayap itu. Tapi berfikir menjadi burung yang memberi.makan, yang dapat.menolong saudaranya.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Minggu, 13 Oktober 2024: Tawar Hati dan Kedewasaan Rohani

Ucapan Dzun Nun tersebut, mengingatkan sabda Raaulullah, “al yadd al.ulya khair min al yadd al.sufla”. (Al Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim ditambahkan, yang dengan al yadd al ulya adalah al mufiqah (pemberi sedekah). Dan al yadd al.sufla adalah al.sailah (peminta atau penerima). Itulah ajaran Islam.

Islam mengajarkan pemeluknya menjadi penderma. Dan penolobg bagi yang membutuhkan. Ini menunjukkan bahwa, menolong orang yang membutuhkan, mendapat perhatian beaar dalam.ajaran Islam.

- Iklan -

Menariknya lagi, seperti janji Allah, dalam QS.Saba’ ayat 39, kendati kita banyak berderma tidak akan mengurangi harta kita..Allah SWT.akan memgganti, malahan menambahnya.

Harta Tidak Berkurang, Bahkan Bertambah

Allah SWT berfirman: “Katakanlah sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dkehendakiNya diantara hamba hambaNya. Dan menyempitkan bagi siapa yang dikehendakiNya.Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya.Dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik baikNya”.

Tapi di sisi lain, Allah SWT juga menantang kita, untuk mendermakan barang barang yang paling kita cintai. Sebagaimana firmanNya, “Kamu sekali kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum.kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya ” (Ali Imran ayat 92).

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Senin, 18 November 2024: Kemenangan Menuju Kemerdekaan

Mari cermati salah satu hadist berkut ini : “Orang yang dermawan, dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan.surga dan jauh dari neraka.

Sedangkan orang yang kikir, jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat dengan neraka. Orang jahil namun dermawan lebih disukai Allah dari pada ahli ibadah yang kikir”. (HR Tirmidzi).

Hadist tersebut, membedakan keistimewaan para dermawan dan keburukan orang orang yang kikir. Perbedaan ini berbubungan langsung dengan kedudukan mereka di hadapan Allah SWT, beserta.konsekwensi kehidupannya masing masing baik.ketika di dunia maupun di akherat kelak. Secara terairat, hadist tersebut mengandung perintah kepdda kita.untuk menjadi dermawan dan menjauhi kekikiran.

Memang tantangan bagi kita karena mendermakan barang yang kita cintai..Membutuhkan kesadaran beragama yang baik dan pengorbanan yang tulus.

Itulah tantangan dan ujian bagi orang yang beriman. Tinggal kita yang harus membuktikan bahwa kita termasuk orang orang yang berhak meraih gelar al birr melalui berbagai derma. (dari berbagai sumber/ana)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU