Seperti yang telah kita ketahui, pada saat ini dunia sedang mengalami kesulitan dari berbagai macam sektor. Baik itu dari sektor ekonomi, sektor pendidikan, sektor pariwisata dan berbagai sektor lainnya.
Semua sektor ini terganggu aktivitasnya dikarenakan munculnya pandemi Virus Covid-19 (Corona Virus) yang berasal dari China, tepatnya di kota Wuhan. Hingga pada saat ini Virus Covid-19 ini masih ada dibeberapa negara khusunya negara di Asia Tenggara.
Menurut data pada bulan Februari 2022 kasus Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara dipimpin oleh negara kita, yakni Indonesia kemudian disusul oleh Philiphina di urutan kedua, Malaysia di urutan ketiga, Thailand di urutan keempat, Vietnam di urutan kelima, Myanmar di urutan keenam, Singapore di urutan ketujuh, Laos di urutan kedelapan, Kamboja di urutan kesembilan dan yang terakhir Brunei Darussalam di urutan kesepuluh.
Dalam 1-2 tahun sebelumnya pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan terkait aktivitas-aktivitas pada sektor-sektor yang dinilai memiliki pengaruh tinggi terhadap kenaikan kasus Covid-19. Misalnya seperti, karyawan perusahaan bekerja dari rumah (work from home), kemudian aktivitas keagamaan seperti ibadah di gereja bagi umat Kristen dan Katolik dilakukan melalui online, bagi umat muslim sholat Jumat dilakukan dirumah masing-masing, dan pada sektor pendidikan pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa aktivitas-aktivitas pendidikan harus dilakukan dari rumah atau daring.
Seluruh pelaku yang terlibat dalam sektor pendidikan wajib menjalankan semua kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dosen, guru, mahasiswa dan pelajar yang ada di Indonesia melakukan tugasnya masing-masing dari rumah.
Dosen dan guru mengajar dari rumah, para pelajar serta mahasiswa belajar dari rumah. Sistem ini dinamakan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), pada pembelajaran sistem PJJ ini tentunya akan menciptakan suatu tantangn, risiko serta akan ada juga solusi dari sistem pembelajaran ini.
PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan jaringan internet, dan teknologi informasi serta komunikasi. Maka secara tidak sengaja sebenarnya munculnya Pandemi Virus Covid-19 ini telah memberikan gambaran kepada kita semua tentang bagaimana proses dunia pendidikan dimasa yang akan datang yang pastinya melalui bantuan dari teknologi yang semakin canggih ini. Tetapi di sisi lain, pembelajaran jarak jauh ini juga memiliki tantangan dalam
pengimplementasiannya dikehidupannyata, misalnya masih banyak pelajar ataupun mahasiswa yang tidak memiliki perangkat seperti handphone atau laptop untuk menunjang keberhasilan dalam melakukan pembelajaran jarak jauh, lalu penjelasan mengenai materi pembelajaran yang sulit dimengerti karena adanya keterbatasan waktu dan juga kondisi jaringan internet yang kurang memadai, kemudian tidak tersedianya biaya untuk membeli paket internet atau yang biasa disebut dengan kuota internet.
Selain itu bagaimanapun caranya teknologi tidak akan pernah bisa menggantikan peran dari seorang dosen atau guru dalam interaksi belajar antara pelajar dan pengajar karena pendidikan bukan hanya tentang bagaimana memperoleh pengetahuan dan nilai yang bagus tetapi juga ada tentang nilai etika, kerja sama serta kompetensi didalamnya.
Pada kenyataanya tantangan ini sebenarnya bisa dijadikan kesempatan emas bagi setiap individu untuk meciptakan ide serta kreativitas dalam menggunakan atau memakai teknologi guna mengembangkan dunia pendidikan khusunya di Indonesia. Sebab berdasarkan data yang dipublikasikan oleh World Population Review pada tahun 2021 yang lalu, Indonesia masih berada di peringkat ke-54 dari total 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan tingkat Pendidikan di dunia.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat membutuhkan dorongan serta inovasi-inovasi yang diyakini mampu menjadikan Sumber Daya Manusia di Indonesia menjadi SDM yang unggul dan berkualitas. Tantangan ini perlu menjadi perhatian baik dari pemerintah maupun dari para pelajar dan juga mahasiswa.
Selain itu pemerintah, para dosen atau guru serta pelajar atau mahasiwa harus bersama-sama saling mendukung dan menyempurnakan, karena pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula.
Solusi yang saya tawarkan dalam hal ini ialah, harus adanya keinginan bagi para pelajar dan juga mahasiwa untuk mau belajar hal-hal baru melalui literasi digital. Sebelumnya tentu kita harus paham mengenai apa itu Literasi Digital.
Literasi digital sendiri mempunyai arti yakni, kemampuan dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten/informasi, dengan kecakapan kognitif maupun teknikal.
Literasi digital merupakan hal penting yang sangat dibutuhkan dari berbagi macam kalangan, khususnya untuk anak zaman milenial agar dapat ikut berpartisipasi dalam dunia yang sudah modern seperti sekarang ini. Dalam PJJ banyak sekali pelajar dan mahasiwa mengeluh terkait ketidakpahaman mengenai materi pembelajaran yang telah diberikan melalui berbagai platform meeting, selain ketidakpahaman materi, suasana pembelajaran dirumah seringkali memberikan rasa jenuh yang
pada akhirnya justru membuat para pelajar atau mahasiswa menjadi tidak fokus dan memilih untuk bermain handphone saat pembelajaran jarak jauh berlangsung. Dalam hal ini akan sangat membantu jika pelajar ataupun mahasiswa menjadikan literasi digital sebagai salah satu alat yang dapat membantu dalam proses pembelajaran yang tidak efektif tersebut.