Tari Gambyong adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Jawa Tengah, khususnya dari daerah Surakarta (Solo). Tarian ini sering ditampilkan dalam upacara adat, acara penyambutan tamu, serta sebagai hiburan dalam berbagai perayaan. Tari Gambyong dikenal dengan gerakannya yang lemah gemulai dan penuh keanggunan, serta pengaruh budaya keraton yang kuat. Berikut penjelasan mengenai Sejarah tari Gambyong, Makna, Gerakan, Properti, dan Busana yang dikenakan oleh para penarinya.
1. Sejarah Tari Gambyong
Tari Gambyong awalnya merupakan bentuk dari tari rakyat yang dikenal sebagai Tari Tayub, sebuah tarian tradisional yang berfungsi sebagai hiburan di kalangan masyarakat umum pada acara panen atau perayaan desa. Seiring waktu, Tari Tayub mengalami transformasi di lingkungan keraton dan melahirkan Tari Gambyong yang lebih halus dan anggun.
Nama Gambyong diambil dari nama seorang penari legendaris yang bernama Gambyong, yang terkenal dengan kemampuannya menari dengan indah dan memikat. Pada abad ke-19, tari ini mulai dikembangkan lebih formal di Keraton Surakarta. Sejak itu, Tari Gambyong sering ditampilkan dalam acara-acara resmi di keraton, khususnya sebagai tarian penyambutan tamu penting.
2. Makna Tari Gambyong
Tari Gambyong memiliki makna filosofis yang mendalam terkait dengan keanggunan, keharmonisan, serta keseimbangan hidup. Gerakan-gerakannya yang halus menggambarkan kelembutan, kesopanan, dan kedamaian. Selain itu, tarian ini juga mencerminkan rasa syukur dan kegembiraan, terutama dalam konteks menyambut tamu atau perayaan hasil panen.
Dalam Tari Gambyong, ada simbolisasi keselarasan antara manusia dan alam, yang tercermin dalam cara penari berinteraksi dengan musik gamelan yang mengiringi mereka. Keharmonisan antara gerak tubuh dan irama musik gamelan merupakan inti dari tarian ini.
3. Gerakan Tari Gambyong
Gerakan dalam Tari Gambyong didominasi oleh kelenturan tubuh, tangan, dan kepala yang mengikuti irama gamelan. Gerakan-gerakan tersebut bersifat lembut dan penuh ekspresi. Berikut beberapa ciri khas gerakannya:
- Menyapu Lantai: Gerakan kaki yang sangat halus dan hampir tidak terdengar saat penari melangkah, memberi kesan anggun dan lembut.
- Gerakan Tangan: Gerakan tangan yang gemulai menjadi salah satu daya tarik utama dalam Tari Gambyong. Tangan penari bergerak seperti melambai-lambai dengan lembut.
- Gerakan Kepala: Penari menggerakkan kepala dengan lembut mengikuti arah tangan, yang sering disertai dengan ekspresi wajah yang ramah dan anggun.
- Gerakan Maju Mundur: Gerakan maju mundur penari mengikuti irama musik dengan pola yang simetris, memberikan kesan keseimbangan dan ketenangan.
Gerakan dalam Tari Gambyong juga sering mencerminkan kegembiraan, terutama ketika dipertunjukkan untuk acara penyambutan atau perayaan.
4. Properti dalam Tari Gambyong
Tari Gambyong biasanya tidak menggunakan banyak properti. Tarian ini lebih mengandalkan gerakan tubuh yang anggun dan luwes. Namun, penari kadang-kadang membawa selendang yang disebut sampur sebagai bagian dari tarian. Selendang ini digunakan untuk memperindah gerakan tangan dan memberikan sentuhan estetika pada tarian.
5. Busana Tari Gambyong
Busana yang dikenakan dalam Tari Gambyong juga sangat penting untuk menambah keindahan tarian. Busana yang dipakai biasanya berupa pakaian adat khas Jawa yang anggun dan sederhana, namun tetap mencerminkan kehalusan budaya Jawa. Berikut beberapa elemen busana Tari Gambyong:
- Kebaya: Penari Gambyong mengenakan kebaya tradisional yang terbuat dari kain sutra atau katun halus. Warna kebaya biasanya cerah seperti hijau, kuning, atau merah, melambangkan keceriaan.
- Kain Batik: Bagian bawah terdiri dari kain batik khas Jawa yang dipakai melilit di pinggang. Motif batik biasanya dipilih sesuai dengan tema acara dan keraton.
- Sanggul: Rambut penari disanggul dalam gaya tradisional yang disebut sanggul Jawa, memberikan kesan anggun dan rapi.
- Aksesoris: Penari juga mengenakan aksesoris seperti gelang, anting, dan kalung untuk melengkapi penampilan mereka. Biasanya aksesoris ini terbuat dari bahan-bahan sederhana, namun tetap mempercantik penari.
- Selendang (Sampur): Selendang atau sampur yang dipakai di bahu digunakan oleh penari untuk memperindah gerakan tangan. Selendang ini biasanya berwarna cerah dan mencolok.
6. Musik Pengiring
Tari Gambyong diiringi oleh musik gamelan yang terdiri dari instrumen tradisional Jawa seperti kendang, bonang, saron, dan gong. Lagu pengiring yang paling terkenal adalah Gending Gambyong. Irama gamelan yang lembut dan harmonis menciptakan suasana tenang dan damai, sejalan dengan gerakan lemah gemulai penari. Kendang memainkan peran penting dalam menentukan tempo tarian, yang diikuti oleh gerakan penari.