Tari Piring Sumatera Barat: Sejarah, Makna, dan Pakaian

Tari Piring adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Sumatera Barat. Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari piring, Makna Tari Piring dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

1. Sejarah Tari Piring

Tari Piring berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, dan telah ada sejak zaman kerajaan Minangkabau. Awalnya, Tari Piring digunakan sebagai bagian dari ritual upacara syukur kepada para dewa atas hasil panen yang melimpah. Dalam ritual ini, piring-piring digunakan sebagai persembahan dan tarian dipentaskan sebagai ungkapan terima kasih.

Namun, seiring dengan masuknya Islam ke Sumatera Barat, makna Tari Piring mengalami perubahan. Ritual keagamaan Hindu-Budha yang semula melekat dalam tarian ini berganti menjadi ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Tarian ini kemudian berkembang menjadi tarian tradisional yang dipentaskan pada berbagai acara adat dan pesta rakyat di Minangkabau.

Saat ini, Tari Piring tidak hanya ditampilkan dalam acara-acara adat, tetapi juga menjadi bagian dari pertunjukan seni di panggung nasional maupun internasional.

2. Makna Tari Piring

Tari Piring kaya akan makna budaya dan simbolis yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Minangkabau. Beberapa makna yang terkandung dalam Tari Piring adalah:

  • Ungkapan Rasa Syukur: Pada awalnya, Tari Piring merupakan bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada dewa-dewa atas hasil panen yang melimpah. Namun, setelah masuknya Islam, tarian ini menjadi simbol syukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan.
  • Keharmonisan dan Ketangkasan: Gerakan Tari Piring yang cepat dan dinamis melambangkan ketangkasan, kecekatan, dan keharmonisan masyarakat Minang dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terutama dalam pekerjaan pertanian.
  • Gotong Royong: Tari Piring juga menggambarkan semangat gotong royong dan kerja sama antarindividu dalam masyarakat. Gerakan-gerakan yang serempak menunjukkan bagaimana masyarakat bekerja sama dalam menghadapi tantangan hidup.
  • Keberanian dan Kehormatan: Beberapa gerakan dalam Tari Piring, seperti melempar dan menangkap piring tanpa pecah, melambangkan keberanian dan ketangkasan. Ini juga menunjukkan kehormatan masyarakat Minang dalam menjaga nilai-nilai adat dan tradisi.
Baca Juga:  Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi dan Keunikan Nuwo Sesat, Rumah Khas Lampung

3. Pakaian dalam Tari Piring

Kostum yang dikenakan dalam Tari Piring mencerminkan keindahan budaya Minangkabau dengan warna-warna cerah dan motif-motif tradisional. Berikut adalah elemen pakaian yang dikenakan para penari Tari Piring:

  • Baju Kurung: Para penari wanita mengenakan baju kurung khas Minangkabau yang disebut “baju kurung basiba.” Baju ini memiliki potongan longgar dengan lengan panjang, biasanya berwarna cerah seperti merah, kuning, atau emas, yang melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan.
  • Songket: Bagian bawah dari kostum Tari Piring adalah kain songket, yaitu kain tradisional tenun yang ditenun dengan benang emas atau perak. Kain songket ini dipakai sebagai sarung atau bawahan, memberikan tampilan yang mewah dan berkelas.
  • Tengkuluk (Penutup Kepala): Penari wanita juga mengenakan tengkuluk, yaitu penutup kepala yang bentuknya menyerupai mahkota kecil atau hiasan kepala tradisional Minangkabau. Hiasan ini melambangkan kebangsawanan dan keanggunan perempuan Minang.
  • Selendang: Para penari juga membawa selendang yang dililitkan di bahu atau pinggang sebagai aksesoris. Selendang ini berfungsi sebagai pelengkap estetika dan memberikan kesan anggun saat penari bergerak.
  • Piring: Properti utama dalam tarian ini adalah piring yang dipegang di kedua tangan penari. Piring tersebut menjadi simbol persembahan, dan penari melakukan gerakan akrobatik yang menggambarkan kecekatan dan kelincahan tanpa menjatuhkan atau memecahkan piring.
Baca Juga:  Simak!! Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi Keunikan dan Filosofi Rumah Mbaru Niang

4. Gerakan dan Properti

Gerakan Tari Piring sangat dinamis dan penuh dengan unsur ketangkasan. Para penari biasanya melakukan gerakan-gerakan seperti memutar, melompat, dan mengayunkan tangan dengan piring di atasnya. Terkadang, piring juga dilempar ke udara dan ditangkap kembali tanpa terjatuh. Selain itu, penari akan berjalan di atas pecahan piring di bagian akhir pertunjukan sebagai bukti ketangkasan dan keberanian mereka.

Tari Piring menggabungkan unsur estetika dengan nilai-nilai budaya yang kuat, sehingga tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media untuk melestarikan tradisi dan adat Minangkabau. Itulah pembahasan mengenai Sejarah Tari piring, Makna Tari Piring dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU