Indonesia terkenal dengan beragam tarian tradisional yang berasal dari berbagai provinsinya. Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Rudat, Makna Tari Rudat ,Properti dan gerakan, serta busana yang dipakai oleh penarinya.
Tari Rudat adalah salah satu tarian tradisional yang berkembang di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tarian ini memiliki akar yang kuat dalam budaya Islam, yang dibawa oleh para pendakwah Muslim dari Arab ke Nusantara.
Tari Rudat sering ditampilkan dalam berbagai acara keagamaan dan upacara adat yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Muslim Sasak di Lombok.
Sejarah dan Makna Tari Rudat
Tari Rudat berasal dari pengaruh budaya Arab yang masuk ke Lombok melalui jalur perdagangan dan penyebaran agama Islam. Tarian ini mengandung unsur-unsur bela diri dan shalawat (puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW), sehingga menjadi salah satu bentuk ekspresi kegembiraan yang mengandung nilai-nilai religius.
Pada awalnya, Tari Rudat digunakan sebagai alat dakwah untuk menyebarkan ajaran Islam di Lombok. Tarian ini biasanya dilakukan oleh kaum pria, dan gerakannya terinspirasi oleh seni bela diri yang melambangkan kekuatan dan ketangguhan.
Saat ini, Tari Rudat ditampilkan dalam berbagai acara seperti peringatan hari-hari besar Islam, penyambutan tamu, hingga acara pernikahan dan khitanan.
Properti Tari Rudat
Tari Rudat tidak menggunakan properti khusus. Namun, beberapa kelompok penari sering menggunakan gendang kecil atau instrumen lainnya sebagai alat musik pengiring, atau memainkan gerakan yang seolah-olah sedang memegang senjata tradisional seperti pedang atau tongkat, meski properti ini tidak selalu dihadirkan secara fisik.
Gerakan Tari Rudat
Gerakan dalam Tari Rudat dipengaruhi oleh seni bela diri, dengan gerakan yang tegas, cepat, dan energik. Beberapa elemen khas dari gerakan Tari Rudat meliputi:
- Gerakan Pukulan: Para penari sering melakukan gerakan yang menyerupai pukulan atau serangan dalam seni bela diri.
- Gerakan Kaki yang Dinamis: Kaki para penari bergerak dengan ritme yang cepat dan dinamis, mengikuti irama musik pengiring.
- Formasi Baris Berbaris: Tarian ini sering dilakukan secara berkelompok dengan penari yang membentuk formasi tertentu, menyerupai barisan prajurit yang siap berperang.
- Salam dan Pujian: Di beberapa bagian tarian, penari akan mengucapkan salam atau puji-pujian kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW, yang diiringi dengan gerakan tangan dan tubuh.
Busana Tari Rudat
Para penari Tari Rudat biasanya mengenakan busana adat khas yang mencerminkan nuansa keislaman. Busana ini umumnya terdiri dari:
- Kain Sarung atau Celana Panjang: Penari pria biasanya mengenakan celana panjang atau kain sarung tradisional.
- Atasan Lengan Panjang: Baju yang dipakai sering berupa atasan lengan panjang dengan motif sederhana, berwarna putih atau warna-warna lain yang melambangkan kesucian dan keberanian.
- Ikat Kepala atau Peci: Para penari sering mengenakan ikat kepala atau peci sebagai simbol keislaman.
Musik Pengiring Tari Rudat
Tari Rudat diiringi oleh musik tradisional yang terdiri dari alat-alat musik seperti:
- Gendang: Alat musik gendang kecil yang dimainkan dengan ritme cepat dan menghentak.
- Rebana: Rebana sering menjadi alat musik pengiring utama dalam Tari Rudat.
- Terompet dan Gong: Beberapa pertunjukan juga melibatkan terompet tradisional dan gong kecil untuk menambah variasi irama musik.
Nyanyian pujian atau shalawat juga menjadi bagian penting dari pengiring tarian ini, biasanya dinyanyikan secara bersama oleh para penari atau kelompok paduan suara yang mendampingi mereka.