Tari Serimpi : Sejarah, Makna, Gerakan, Properti dan Pakaian

Artikel ini akan membahas mengenai Sejarah Tari Serimpi, Makna Tari Serimpi dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Tari Serimpi adalah tarian klasik yang berasal dari keraton Yogyakarta dan Surakarta (Solo), Jawa Tengah. Tarian ini dikenal karena gerakannya yang lemah gemulai, penuh dengan keanggunan, dan kerap dipentaskan dalam acara-acara penting kerajaan. Tari Serimpi memiliki sejarah panjang dan dianggap sebagai salah satu tarian sakral dalam tradisi Jawa, terutama di lingkungan keraton.

1. Sejarah Tari Serimpi

Tari Serimpi diyakini sudah ada sejak masa Kesultanan Mataram pada abad ke-17, ketika Sultan Agung (1613–1645) berkuasa. Tarian ini awalnya merupakan tarian istana yang dipentaskan secara eksklusif dalam acara-acara resmi keraton, seperti penobatan raja atau upacara kenegaraan. Serimpi juga digunakan sebagai bagian dari ritual yang melibatkan doa untuk kesejahteraan raja dan keraton.

Setelah Kesultanan Mataram terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta pada tahun 1755 melalui Perjanjian Giyanti, Tari Serimpi berkembang dengan ciri khas masing-masing di kedua keraton tersebut. Meski demikian, inti dari tarian ini tetap sama, yaitu menampilkan kehalusan, ketenangan, dan keanggunan khas perempuan Jawa.

2. Makna Tari Serimpi

Tari Serimpi tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Kata “Serimpi” diyakini berasal dari kata “impi” yang berarti mimpi, melambangkan suasana mistis dan sakral yang dihadirkan melalui gerakan-gerakan yang pelan dan lembut.

Tari Serimpi sering dianggap sebagai simbol dualisme dalam kehidupan, seperti antara baik dan buruk, langit dan bumi, laki-laki dan perempuan. Tarian ini juga mencerminkan keharmonisan dan keseimbangan antara dua sisi yang bertentangan tersebut.

Baca Juga:  Sasadu, Rumah Adat Maluku Utara : Sejarah, Fungsi, Keunikan, Ciri-ciri dan Filosofinya

Dalam pertunjukan tradisionalnya, Tari Serimpi sering kali menceritakan kisah pertempuran antara dua kelompok, namun penyampaiannya dilakukan secara halus dan simbolis, dengan gerakan yang lebih menekankan keindahan daripada kekerasan.

3. Gerakan Tari Serimpi

Gerakan Tari Serimpi sangat lembut, anggun, dan penuh makna. Setiap gerakan dilakukan dengan sangat perlahan, seolah-olah membawa penonton ke dalam suasana tenang dan damai. Beberapa ciri khas gerakan dalam Tari Serimpi antara lain:

  • Gerakan Tangan: Gerakan tangan penari sangat halus dan terkontrol, melambangkan kelembutan dan keanggunan perempuan Jawa. Tangan sering kali bergerak dengan pola yang mengalir, mengikuti irama gamelan.
  • Langkah Kaki: Penari Serimpi berjalan dengan langkah kecil dan pelan, mencerminkan keanggunan dan kehati-hatian dalam setiap gerak. Langkah kaki yang teratur dan lambat memberikan kesan tenang.
  • Gerakan Kepala: Kepala penari sering kali bergerak secara lembut dan berirama, menambah keindahan gerakan keseluruhan.
  • Gerakan Mata: Mata penari juga ikut bergerak dengan perlahan, mengikuti alur gerakan tubuh dan irama musik, menambah kedalaman ekspresi tarian.

Keseluruhan gerakan Tari Serimpi bertujuan menciptakan suasana yang penuh ketenangan dan keseimbangan, tanpa ada gerakan yang tergesa-gesa atau berlebihan.

- Iklan -

4. Properti dalam Tari Serimpi

Dalam Tari Serimpi, penari menggunakan beberapa properti yang memperkuat simbolisme tarian, di antaranya:

  • Keris: Keris sering digunakan sebagai simbol kekuatan dan perlindungan. Penari memegang keris dalam beberapa gerakan, menggambarkan kekuatan yang tetap terkendali dan terjaga dalam keseimbangan.
  • Selendang (Sampur): Selendang yang dikenakan oleh penari sering kali digunakan untuk memperindah gerakan tangan dan menambah kesan anggun dalam pertunjukan.
Baca Juga:  Mengenal Sejarah, Ciri-ciri, Fungsi Keunikan dan Filosofi Rumah Kesepuhan, Rumah Khas Jawa Barat

Properti-properti ini tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap estetika, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam konteks kisah yang dibawakan.

5. Busana Tari Serimpi

Busana dalam Tari Serimpi merupakan busana tradisional Jawa yang mencerminkan kehalusan budaya keraton. Penari Serimpi biasanya mengenakan:

  • Kebaya: Penari mengenakan kebaya dengan hiasan yang anggun dan biasanya berwarna cerah atau netral, yang melambangkan kesucian dan keindahan.
  • Kain Batik: Kain batik tradisional Jawa dengan motif yang halus dikenakan sebagai sarung atau kain panjang yang diikat di pinggang.
  • Sanggul: Rambut penari ditata dengan sanggul besar khas Jawa, menambah kesan formal dan elegan.
  • Perhiasan: Gelang, kalung, dan aksesoris lain sering kali dikenakan untuk mempercantik penampilan dan mencerminkan status sosial penari dalam konteks budaya keraton.

Busana yang dikenakan penari Serimpi menekankan kesederhanaan yang elegan, tanpa terlalu banyak hiasan yang mencolok.

6. Musik Pengiring

Tari Serimpi diiringi oleh gamelan Jawa, yang terdiri dari berbagai alat musik tradisional seperti:

  • Saron: Instrumen logam ini menghasilkan suara melodi utama dalam gamelan.
  • Kendang: Kendang digunakan untuk mengatur tempo dan irama gerakan penari.
  • Bonang, Gong, dan Kenong: Alat-alat musik ini memberikan lapisan harmoni yang mendalam pada musik pengiring.
  • Gender: Gender memainkan melodi halus yang berpadu dengan gamelan lainnya.

Irama musik dalam Tari Serimpi sangat pelan dan lembut, menyesuaikan dengan gerakan tarian yang halus. Musik gamelan dalam pertunjukan ini menciptakan suasana yang khidmat dan menambah dimensi mistis dalam tarian. Itulah penjelasan mengenai Sejarah Tari Serimpi, Makna Tari Serimpi dan Pakaian yang dikenakan oleh para penarinya.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU