Dipilihnya hijrah Nabi Muhammad saw dari Mekah ke Madinah sebagai awal kalender Islam oleh Khalifah Umar bin Khattab ra dengan persetujuan para sahabat senior, menunjukkan bahwa hijrah merupakan elemen penting dalam ajaran dan sejarah perkembangan agama Islam.
“Secara kebahasaan, al hijrah berarti “berpindah”, “meninggalkan”, “berpaling” dan “tidak mempedulikan lagi”. Dalam terminologi Islam, al hijrah mempunyai beberapa pengertian; (1) kaum Muslimin meninggalkan negeri asalnya yang berada di bawah kekuasaan pemerintah kafir, (2) menjauhkan diri dari dosa, dan (3) permulaan tarikh Islam. (Ensiklopedi Islam, Pt Ichtiar Baru Van Houven, 2005).
Hijrah dalam pengertian (1) telah dilaksanakan oleh kaum Muslimin ke Habasyah. Dan tentu saja yang fenomenal adalah hijrah Rasul saw bersama pengikutnya dari Mekah ke Madinah. Berkat hijrah ke Madinah, perkembangan Islam demikian spektakuler, yang akhirnya merambah ke segenap penjuru dunia.
Mereka yang berhijrah dari Mekah ke Madinah (Muhajirin) dan orang-orang beriman penduduk Madinah yang menolong mereka (Anshar), diceritakan dalam Al Qur’an surat Al Anfal (8):72 sebagai berikut:
اِ نَّ الّذِيْنَ اَمَنُوا وَهاَجَرُوا وجاَهَدُوا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَالَّذِيْنَ اوَوْا وَّنَصَرُوا اُولَئِكَ بَعْضُهُمْ اَوْلِياّءُ بَعْضٍ
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah (orang-orang Muhajirin) dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (orang-orang Anshor) satu sama lain lindung-melindungi”.
“ Yang dimaksud lindung melindungi ialah: di antara muhajirin dan anshar terjalin persaudaraan yang amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik. demikian keteguhan dan keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam mereka waris-mewarisi seakan-akan mereka bersaudara kandung”. (Al Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI).
Berkat jalinan ukhuwah yang demikian erat dengan dilandasi oleh aqidah yang mantap serta semangat dakwah yang menggebu-gebu, dalam waktu yang sangat singkat kaum Muslimin segera melebarkan kekuasaannya ke segenap penjuru, terutama setelah kota Mekah dikuasai pada tahun ke 10 Hijriyah.
“ Kalaulah tidak ada hijrah, Islam tidak akan pernah tampak dan tidak akan dapat mengalahkan jazirah Arab dan setengah wilayah dunia”. (Ahzami Samiun Jazuli, Hijrah dalam Pandangan Al Qur’an, hal 352).
Hijrah fisik ini memang diperlukan ketika kondisi di negeri asal sudah tidak favourable lagi untuk berkembangnya nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Bahkan tercatat dalam sejarah, mereka yang mempertahankan keimanannya selalu berhijrah. Nabi Ibrahim as, Nabi Luth as dan Nabi Musa as, semuanya berhijrah.
Pengertian hijrah (2), ini sejalan dengan hadits Nabi riwayat Bukhari dari Abdullah bin Amr ra:
اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ, وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى الله عَنْهُ.
“ Seorang Muslim ialah orang yang menyelamatkan kaum Muslimin dari (gangguan) lisan dan tangannya, dan orang yang berhijrah ialah orang yang meninggalkan larangan Allah swt”.
Sabda Rasulullah saw tersebut hendaknya menjadi atensi bagi segenap pribadi mukmin. Bahwa dengan syahadat yang telah diucapkan, dengan pengakuan dirinya sebagai seorang Muslim, dia siap berkomitmen untuk selalu meninggalkan larangan Allah swt, betapapun beratnya.
Oleh karenanya bagi seorang Muslim, berhijrah, meninggalkan semua larangan Allah swt, yang sering juga disebut hijrah mental, berlaku sepanjang waktu, berlaku sepanjang hayat dikandung badan. Tidak hanya bersifat temporal, misalnya pada hari-hari ketika kita memperingati atau merayakan tahun baru hijriyah
Memang, konon meninggalkan larangan Allah seringkali dirasakan lebih berat daripada melaksanakan perintah Allah. Meninggalkan bohong seringkali lebih berat dari melaksanakan shalat. Melaksanakan puasa seringkali dirasakan lebih ringan dari pada selingkuh atau korupsi. Meninggalkan ngomongin orang seringkali dirasakan lebih berat dari pada menyantuni anak yatim, dst.
Apabila kita perhatikan ayat-ayat Al Qur’an tentang hijrah, kata hijrah sering kali dikaitkan dengan iman dan jihad. Urutannya adalah iman, hijrah dan jihad. Seperti firman Allah swt dalam surat Al Baqarah, 2:218 berikut:
اِنَّ الَّذِيْنَ اَمَنُوُا وَالَّذِيْنَ هاَجَرُوْا وَجاَهَدُوْا فيِ سَبِيْلِ اللهِ اُولَئِكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللهِ وَاللهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْم
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad” di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dalam ayat ini –(dan juga ayat-ayat lainnya)—seruan hijrah di dahulukan dari seruan jihad. Dan hal ini adalah logis, karena bagaimana mungkin seseorang mampu berjihad, dengan mengorbankan harta dan jiwanya untuk agama, apabila yang bersangkutan belum mampu meninggalkan larangan Allah swt..
Dalam ayat-ayat Al Qur’an orang-orang Mukmin yang berhijrah dijanjikan akan mendapat berbagai keistimewaan dari Allah swt.
1. FirmanNya dalam surat An Nisa, 4:100,
وَمَنْ يُهاَجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ يَجِدْ فِي الْاَرْضِ مُراَغَماً كَثِيْراً وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَىْتِهِ مُهاَجِراً اِلى اللهِ وَرَسُوْلِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرَهُ عَلى اللهِ وكان الله عفورا رَحِيْماً
“ Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi Ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
2. Pada surat At Taubah, 9:20-21 Allah swt menjanjikan:
الذين اَمَنُوْا وَهاَجَرُوْا وَجاَهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ بِأمْواَلِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللهِ وَاولَئِكَ هُم ُالْفَائِزُوْنَ . يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْواَنٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيْهاَ نَعِيْمٌ مُقِيْم
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan-Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal”.