Nilai-Nilai Kehidupan
- Pendidikan dalam keluarga: keluarga Ibrahim adalah salah satu role model (panutan) dalam pembinaan keluarga sakinah, baik dalam aspek pendidikan anak, relasi suami-istri, maupun peran sosok nahkoda yang membawa bahtera dalam mengarungi samudra kehidupan.
- Musyawarah: coba perhatikan bagaimana cara Ibrahim berkomunikasi dengan anaknya, Ismail, tentang mimpi itu. Bahasa yang digunakan Ibrahim, sapaan seorang ayah kepada anaknya, dan kesempatan bagi anak untuk mengutarakan pendapatnya. Pola komunikasi yang berbasis pada musyawarah ini merupakan bagian dari pendidikan karakter seorang Ibrahim sebagai ayah kepada Ismail sebagai anak. Akhirnya, gayung bersambut, kata berjawab. Maksud sang ayah itu ditangkap dengan sempurna oleh si anak.
- Sabar: menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. Bahkan Ibrahim dan Ismail menunjukan sikap sabar yang di atas rata-rata, yaitu dengan sifat haliim. Sabar sebagai karakter dan jiwa.
- Tawakal: membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada-Nya. Tawakal bukanlah sikap pasrah tanpa usaha. Konsep tawakal dalam Islam meniscayakan ikhtiar dan doa dalam satu tarikan napas. Ibrahim senantiasa berserah diri pada-Nya, tapi ia tak berpangku tangan begitu saja.
- Cinta: kesadaran diri, perasaan jiwa, dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada sesuatu dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang. Kecintaan Ibrahim pada Allah membuatnya rela mengorbankan apa saja, termasuk hal yang paling dicintainya di dunia.
- Ikhlas: beramal semata-mata mengharap ridha Allah. Keterkaitan antara perasaan cinta dan kepasrahan kepada Sang Pencipta, menjadikan Ibrahim beramal dengan sebaik-baiknya. Ibrahim paham betul, bahwa ikhlas bukan hanya faktor hati atau niat saja, tetapi harus dibuktikan dengan amal nyata yang sebaik-baiknya.
- Khauf dan raja’: Takut kepada Allah dan berharap hanya pada-Nya
Jamaah shalat Idul Adha yang berbahagia rahimakumullah,
Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah SWT dengan merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan-Nya dan senantiasa mengharapkan keridhaan-Nya.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَـمِيْنَ، حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ، حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَ يُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، رَبَّـنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَ عَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَي نَبِيِّكَ وَ رَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ الطَّاهِرِ الزَّكِيِّ وَ عَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَ أَصْحَابِهِ الْمُتَّـقِيْنَ (*) اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ، وَ الُمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ، وَ يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْـنَ (*) رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْـتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ، وَاعْفُ عَنَّـا وَ اغْفِرْ لَنَا وَ ارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ (*) رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَة،ً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (*) رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَ هَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا (*) رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَ صِيَامَنَا وَ نُسُكَنَا، إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ (*) رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ (*) سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِـزَّةِ عَمَّا يَصِـفُوْنَ، وَ سَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِـيْنَ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ (*)
Itulah Teks Khutbah Idul Adha Tema; Kisah Keluarga Ibrahim dan Nilai-Nilai Kehidupan, Semoga bermanfaat dan Hari lebaran.