Teks Khutbah Jumat 24 November 2022, Tema Ketenangan Hati

Teks Khutbah Jumat 24 November 2022, Tema Ketenangan Hati, Dalam menuju jiwa yang bahagia adalah dengan ketenangan hati yang ada pada diri kita. Oleh karena itu, perlu kita menanam ilmu yang dapat membuat kita tenang dengan hidup ini.

Dilansir dari laman AyoSurabaya.com dari laman suaramuhammadiyah.id berikut ini materi Khutbah Jumat terbaru september 2022 yang semoga mampu menyentuh hati para jemaah sholat.

Khutbah Jumat Tema ‘Ketenangan Hati’

Khutbah Pertama

اْلحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin, sehingga dengan ketenangan itu bertambah-tambahlah keimanan yang telah ada. Milik Allah lah tentara langit dan bumi, sehingga tak ada ketakutan yang dapat meruntuhkan kokohnya hati orang-orang beriman.
Umat Islam memiliki sandaran yang absolut. Sebagaimana sinar yang memiliki kecepatan tak tertandingi, Al-Qur’an dan Sunnah menerangi umat islam ke setiap penjuru alam tanpa batasan zaman. Siapa saja yang berpegang pada keduanya tidak akan lapuk dimakan waktu dan usang digilas zaman.

Ketika Nabi dan para sahabat keluar rumah di awal siang, Abu Jumu’ah bertanya kepada Nabi saw:

…يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ أَحَدٌ خَيْرٌ مِنَّا؟ أَسْلَمْنَا مَعَكَ وَجَاهَدْنَا مَعَكَ، قَالَ: «نَعَمْ، قَوْمٌ يَكُونُونَ مِنْ بَعْدِكُمْ يُؤْمِنُونَ بِي وَلَمْ يَرَوْنِي

“Wahai Rasulullah, apakah ada seseorang yang lebih baik dari kami, kami masuk islam dan berjihad bersama anda?” beliau bersabda:” ya, yaitu suatu kaum yang ada setelah kalian, mereka beriman kepadaku padahal mereka belum pernah melihatku.” HR. Ahmad. 16362

Telah 14 abad berlalu sejak wafatnya baginda Rasulullah, selama itu pula Al-Qur’an dan Sunnah telah menjadi panduan bagi umat manusia. Zaman terus berubah, ilmu berkembang pesat hanya dalam bilangan tahun, namun ajaran Islam tetap dalam kesempurnaan, walaupun tak pernah dilakukan perubahan terhadap sumber ajarannya. Islam adalah jawaban atas segala topik kehidupan bagi umat terdahulu, kini, hingga akhir masa nanti.

Baca Juga:  Keutamaan Ikhlas Menghadapi Cobaan

Umat Islam berpegang teguh kepada al-Qur’an dan sunnah karena kebenaran yang terkandung di dalamnya, bukan sekedar  ikut-ikut saja. Karena itulah muslimin tetap berpegang teguh kepada ajaran Islam tanpa ada keraguan, walau Rasulullah sang pembawa pesan itu telah lama meninggal dunia.

Rasulullah Muhammad saw menutup usia di umurnya yang ke 63, awal tahun ke 11 hijriah. Walau demikian, perkataan beliau benar adanya hingga hari ini, seribu empat ratus tahun kemudian. Yakni sabda beliau, bahwa siapa saja tak akan pernah tersesat selama ia berpegang pada al-Qur’an dan Sunnah.

- Iklan -

…تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

dari Malik telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; kitabullah dan sunnah nabi-Nya.” HR. Malik 1395

Orang yang melakukan perjalanan akan membutuhkan panduan, yang dengan panduan itu ia dapat mengetahui jauhnya perjalanan dan apa saja yang harus dipersiapkan. Saat ia tahu harus mendaki gunung, maka ia akan menyiapkan perbekalan yang cukup juga pakaian yang hangat. Dengan panduan itu, ia merasa tenang meski harus melewati perjalanan jauh ke tempat yang tak pernah ia datangi sebelumnya.

Sebaliknya, jika ternyata panduan itu keliru, bukan ketenangan yang didapat, akan tetapi kegelisahan dan katakutan. Karena ternyata, apa yang ia persiapkan tidak sesuai dengan keadaan yang sedang ia hadapi.

Adapun sebaik-baik bekal adalah taqwa. “ … Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa … “ Al-Baqarah : 197.

Baca Juga:  Renungan Harian Kristen, Jumat, 1 November 2024: Kamu Bukan Milik Kamu Sendiri

Seorang mukmin yakin betul bahwa Allah maha melihat setiap perbuatannya, baik yang ia sembunyikan, begitupun yang ia perlihatkan. Ia meyakini bahwa setiap perbuatannya akan mendapatkan balasan, apakah itu amal baik, ataukah amal buruk. Sehingga seorang mukmin tidak akan risau apabila setiap amal baik yang ia lakukan tidak mendapatkan pujian dan balasan dari manusia. Sebab Allah maha melihat, akan membalas segalanya, dan itu cukup baginya.

Sikap senantiasa merasa diawasi oleh Allah itulah yang juga menyelamatkannya dari melakukan keburukan disaat ia sendiri, disaat tidak ada orang yang melihat.

Allah maha mengetahui dan maha baik. Tidak ada yang menimpa manusia kecuali Allah mengijinkannya, dan tidak ada yang terjadi kepada manusia kecuali Allah memiliki tujuan baik padanya. Sehingga seorang mukmin akan selalu berprasangka baik pada Allah Rabbul ‘alamin. Pengetahuan seperti ini hanya dimiliki oleh orang beriman, sehingga orang yang tidak beriman tidak akan akan bisa memliki sikap serupa.

Dari Shuhaib berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Perkara orang mukmin mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mukmin, bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya.” HR Muslim 2.999.

Allah adalah pemilik dunia, Allah pemilik alam semesta, termasuk diantaranya adalah dunia yang kita pijak dan tinggali ini. Di atas itu semua, bahkan diri kita sendiri pun adalah milik Allah, bukan milik diri sendiri. Karena hidup manusia dikuasai oleh Allah yang maha hidup, maka tidak ada kebahagiaan yang dapat melebihi, selain dekat dengan sang pemilik. Yakni ketenangan karena hati yang senantiasa terpaut dan terhubung pada sang khaliq.

yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. QS. Ar.Ra’d : 28

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU