Sholat Jum’at merupakan kewajiban bagi pria muslim untuk dilakukan, sehingga perlu memahami khutbah Jum’at. Saat bulan safar dimulai, berikut ini beberapa inspirasi teks khutbah jumat bulan safar singkat 9 September 2022, tema “Agar doa terkabul”.
Selain tata cara sholat jum’at, sebaiknya anda juga mengetahui dan memahami materi khutbah jumat khususnya untuk bulan safar.
Khutbah Jum’at mendahului salat Jumat yang dibacakan oleh Khatib. Khutbah Jumat berisi beberapa pesan yang mengajak umat Islam untuk berbuat lebih baik. Tema khutbah kali ini bertepatan dengan bulan Safar, bulan yang baik dalam kalender Hijriah.
Teks Khutbah Jumat Singkat Bulan Safar, Tema: Agar Doa Terkabul
Khutbah Pertama
Assalamu ‘alaikum Warahmatullaahi wabarakatu
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Kaum muslimin rahimakumullah…..
Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.
Kaum muslimin rahimakumullah….
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah….
Hari ini adalah bulan Safar. Bulan kedua dalam penanggalan Hijriah Islam setelah bulan Muharram. Bulan ini disebut bulan Safar karena kota Mekkah menjadi sepi ketika penduduknya bepergian ke luar kota.
Diriwayatkan dari Ar-Ru’bah, dia berkata, “Mereka (Bangsa Arab) menamakannya dengan bulan Shafar karena di bulan tersebut mereka memerangi berbagai kabilah hinga mereka meninggalkan siapa pun yang mereka jumpai dalam keadaan tidak memiliki apa – apa lagi. Dengan kata lain mereka merampas seluruh harta orang yang kalah perang.”
Doa Adalah Ibadah
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat al Mukmin: 60.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.
Dalam ayat ini tegas disebutkan bahwa doa merupakan ibadah. Bahkan doa merupakan ibadah yang agung. Rasulullah ﷺ juga telah menegaskan bahwa doa adalah ibadah, dengan sabdanya,
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِي وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ
”Doa adalah ibadah.” [Hadits riwayat Abu Daud dan At-Tirmidzi dan dia berkata,”hasan shahih.” Dari sahabat Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu]
Dalam ayat tadi Allah menegaskan bahwa siapa saja yang menyombongkan dirinya sehingga enggan beribadah kepada Allah maka Allah akan memasukkan dirinya ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina.
Yang dimaksud dengan إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى ‘Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku” dalam ayat tadi menurut Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar, dalam kitabnya, Zubdatut Tafsir min Fathil Qadir, adalah “dari berdoa kepada-Ku”
Untuk itulah kita diperintahkan agar berdoa kepada Allah Ta’ala baik dalam situasi apa pun, utamanya saat sedang menghadapi kesulitan dalam hidup dan jangan pernah sekalipun mengarahkan doa kepada selain Allah Ta’ala, karena itu merupakan kemusyrikan yang nyata dan pasti akan sia-sia.
Allah Ta’ala telah menegaskan bahwa siapa saja yang berdoa kepada-Nya pasti akan dikabulkan permohonannya sebagaimana dalam ayat tadi. Di bagian yang lain dari al-Quran juga disebutkan bahwa Allah akan memenuhi permohonan seseorang jika meminta kepada-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. [Al-Baqarah: 186]
Hanya saja, pengabulan doa dari Allah Ta’ala tidak datang begitu saja. Ada syarat-syarat yang harus terpenuhi agar doa itu terkabulkan.
Perkara Tidak Dikabulkannya Doa
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam kitabnya berjudul Nafaisul Uluwiyyah fi al-Masail al-Sufiyyah (Dar al-Hawi, Cetakan I, 2003, hal 197) menjelaskan ada lima perkara yang merintangi terkabulnya doa sebagai berikut:
وَ مَنْ لَا يُسْتَجَابُ لَهُ لِمَوَانِعَ وَ عَوَارِضَ، قَدْ تَعَرَّضَ لَهُ فَمِنْ ذالِكَ: أَكْلُ اْلحَرَامِ وَلُبْسُهُ وَلِإِصْرَارِ عَلىَ ظُلْمِ اْلعِبَادِ، وَالدُّعَاءُ مع اْلغَفْلَةِ عَنِ اللهِ، لِقَوْلِهِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ: “وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ لَا يَسْتَجِيْبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافلٍ”. وَ مِنْهَا أَنْ يَكُوْنَ قَاطِعًا لِأَرْحَامِهِ مُشَاحِناً لِبَعْضِ إِخْوَانِهِ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَهَاجِرًا لَهُمْ بِغَيْرِ حَقٍّ.
Artinya: “Doa seseorang bisa saja tidak dikabulkan oleh Allah karena terhalang rintangan-rintangan tertentu seperti: makan makanan haram, memakai pakaian haram, tak henti-hentinya menzalimi orang lain, atau doa itu dipanjatkan dengan hati yang lalai terhadap Allah sebagaimana disinggung Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Ketahuilah oleh kalian semua, sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari orang yang hatinya lalai’. Atau rintangan itu karena telah memutuskan tali silaturrahim, membenci saudaranya sesama mukmin dan tidak berbicara dengan mereka tanpa alasan yang bisa dibenarkan.”
Teks Khutbah Jumat Singkat 9 September 2022, lanjut halaman sebelah