Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id-Pasar Segar tepatnya di Cafeteria 99, Panakkukang, Makassar tengah diisi dengan kegiatan dari Penerbit MIB Indonesia yaitu Launching Buku Seindah Purnama di Atas Samudra dan Talkshow Kepenulisan Novel pada Sabtu, 30 Maret 2019 lewat jam 8 malam.
Pihak @mib_bookcorner menggandeng Penulis Pendekar Samudra 412 untuk melaunchingkan buku dengan judul Seindah Purnama di Atas Samudra itu.
Membonceng juga Ketua FLP Makassar, Tetta Sally sebagai Pemateri Kepenulisan Novel.
Pendekar Samudra mulai mengisi waktu istirahatnya dengan menulis. Dengan tidak sengaja teman kerjanya membaca tulisan Pendekar.
“’Apa kelanjutanya ini ceritamu? Penasaran ka! Lanjutkan lagi ceritamu’,” ungkap Pendekar mulai menceritakan awal mula terciptanya novel ini.
Sedangkan rekannya setiap membaca lanjutan tulisan Pendekar selalu mendesaknya agar menulis lagi agar dia bisa membaca cerita dari tulisan rekan kerjanya di secarik kertas dengan coretan pulpen.
Lewat novelnya ini, Pendekar ingin membuka mata masyarakat tentang kabar negatif yang beredar menyangkut profesi seorang pelaut.
“Awalnya saya juga berpikir mengenai hal-hal negatif tentang pelaut. Ketika saya mendapatkan beasiswa dari Jepang untuk berkesempatan menjadi pelaut, disitulah mata saya terbuka. Ternyata hal negatif tentang pelaut itu tidak benar,” jelas Perwira Mesin Kapal, pemilik akun IG pendekar_samudera_412.
“Dari survei yang saya lakukan sendiri ketika saya masuk ke diskotik dan menanyai profesi mereka hampir tidak ada yang berprofesi sebagai pelaut. Ini salah satu bukti bahwa anggapan miring tentang pelaut itu salah,” lanjut siswa Ahli Teknik Tingkat 2 (ATT).
Pelaut yang sudah berkepala empat ini juga mengungkapkan bahwa ada beberapa teman kerjanya yang juga seorang penghapal Alquran dan setiap Jumat mereka mengadakan pengajian rutin di kapal.
“Saya bargabung di FLP (Forum Lingkar Pena) Taiwan dan banyak belajar lewat grup FB. Ketika kapal bersandar di Makassar di situlah saya mengenal dan bergabung di FLP ranting Unismuh (Makassar) dan bertemulah saya dengan Tetta Sally,” Pendekar bercerita tentang perkenalannya dengan pemateri Talkshow Kepenulis Novel.
Tetta Sally, penulis novel Maka Nikmat Rindu Mana Lagi yang Kau Dustakan? Membeberkan beberapa tips menulis novel.
“Cerita akan lebih bermakna dan lebih indah ketika ada informasi baru yang didapatkan oleh pembaca yang tidak ditemui di buku-buku sebelumnya,” ungkap Tetta.
Sally menambahkan bahwa nama tokoh yang pernah digunakan para novelis yang lain agar tidak digunakan lagi.
“Dulu saya pajang foto cewek yang ditaksir di kamar dan jika menulis saya tinggal mengungkapkan keindahan matanya. Alisnya tebal matanya sipit dan ketika dia mengedipkan satu bola matanya aku hampir pingsan dibuatnya,” cerita Tetta diselingi tawa.
Tips selanjutnya, usahakan nama tokoh dan karakternya di sesuaikan.
“Penamaan tokoh sangat perlu diperhatikan. Aisyah misalnya tapi karakternya ini adalah seorang pembunuh atau pembunuh bayaran bagi seorang laki-laki yang bermata keranjang. Itukan tidak cocok,” ujar Ketua FLP Makassar, Tetta Sally.
Saat sesi pertanyaan seorang cerpenis mengajukan tangan dan melemparkan pertanyaan ke pemilik akun @tettasallyy.
“Bagaimana setiap penulis menerabas kebuntuan dalam menulis?” tanya Ilyas Ibrahim Husain.
“Biasanya banyak membaca buku dan harus perbanyak jalan-jalan sambil bawa buku (di tempat belum pernah ditemui sebelumnya) di suatu tempat bersama sahabat atau pacar. Karena kalau jalan-jalan biasanya ada ide-ide baru yang didapatkan untuk menulis cerita itu. Untuk mengikatnya tuliskan lewat note di hp dan di rumah dituliskan kembali. Karena otak itu ada batas tertentunya ketika kita mendapatkan ide dan ketika bersemangat juga untuk meneruskan cerita,” jawab Tetta Sally.
Di akhir kegiatan tim redaksi MIB selalu dan tak lupa untuk mengabadikan moment bersejarah dalam hidup penulis yang melaunchingkan buku dengan smartphone.
Citizen: Suci