Ana segera bergegas menemui Dewi di kelas dan ternyata tidak ada di kelasnya, Ana mencarinya tidak ketemu sampai akhirnya ada yang bilang kalau si Dewi lagi menangis di kamar mandi dan Ana bergegas ke kamar mandi untuk menemui Dewi dan ternyata benar kalau Dewi sedang menangis.
Sebelum Ana berbicara Dewi sudah berkata, “Kamu pasti mau bilang kan tentang gosipnya.” kata Dewi sambil menangis.
Ana yang mendengar langsung menenangkannya dan berkata, “Tenang wi, aku ada disini dan aku percaya kalau kamu tidak korupsi uang kelas, aku buktinya kalau setiap kamu transfer aku kamu ajak, aku akan bicara sama teman – teman kamu kalau kamu kena tipu.” kata Ana sambil menenangkannya.
Selang beberapa waktu Dewi dipanggil guru BK, ternyata beritanya sudah menyebar ke semua guru. Dewi mencoba menjelaskan yang sebenernya terjadi tetapi pak guru butuh bukti untuk percaya kembali.
Dewi curhat sama Ana yang terjadi di kantor BK dan Dewi tidak menyimpan semua bukti transfernya, hanya beberapa saja yang disimpan dan sebagiannya hilang.
Ana berkata, “Dewi, aku punya beberapa foto saat kamu transfer, waktu itu aku iseng – iseng foto kamu, mungkin itu bisa buat bukti juga dan screenshot chat whatsapp kamu sama yang punya toko”.
“Wahh, iya an terima kasih ya.” Kata Dewi. Setelah semua bukti terkumpul, Dewi dan Ana menemui pak guru dan teman – temannya untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi.
Setelah Dewi menjelaskan dan memperlihatkan buktinya semua pak guru dan teman – temannya baru percaya kalau Dewi tertipu oleh toko sablon tersebut.
Dewi berusaha mengembalikan setengah dari uang teman-temannya dan Ana juga membantunya. Semua teman-teman Dewi meminta maaf kepada Dewi karena sudah percaya tentang gosip itu dan Dewi memaafkannya, kedepannya Dewi akan lebih berhati – hati dalam bermain sosial media dan tidak gampang untuk percaya.
Dewi sangat berterima kasih kepada Ana karena hanya Ana yang percaya dan selalu ada disaat suka maupun duka. Baginya sahabat adalah seseorang yang selalu ada dan selalu menghibur disaat sedang ada masalah, seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Dewi memiliki banyak teman, hampir semua orang di kelasnya ingin berteman dengannya, sayangnya mereka hanya memanfaatkan kepintaran dan kebaikkan Dewi. Tetapi Dewi cukup beruntung karena masih memiliki sahabat, yaitu Ana.
Penulis: Faza Sephiana