Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Sebanyak tiga mahasiswa Studi Agama-agama (SAA) UIN Alauddin Makassar mendapatkan bantuan pendidikan Bersama Scholarship tahap kedua. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Widya Lestari, Reski S dan Risdayanti.
Ketiganya terpilih setelah tulisan yang mereka kirimkan sebagai salah satu prasayarat bantuan pendidikan ini, dianggap paling layak dan mewakili pesan yang selama ini disebarkan oleh Bersama Institute for Interfaith Encounter and Religious Literacy.
Reski S dalam tulisannya menjelaskan tentang pentingnya Islam Washatiyah sebagai model keberislaman yang menunjukkan nilai Islami yang anti terhadap kekerasan, penuh kasih dan saling menghargai. Wajah keberislaman seperti ini yang patut ditunjukkan ke pada dunia terkait Islam.
Widya Lestari, mahasiswi Studi Agama-agama semester delapan menulis tentang pentingnya anak muda terlibat dalam gerakan dialog antaragama sebagai upaya mencegah timbulnya prasangka atas iman yang berbeda. Kegiatan dialog ini harus tetap dilaksanakan meski dunia sedang dilanda pandemi. Pada posisi ini, kecapakapan digital menjadi sangat penting bagi para pegiat dialog lintas iman.
Adapun Risdayanti menulis tentang toleransi dan anak muda. Bagi Firda, toleransi harus dikenalkan sejak dini. Bagi masyarakat Indonesia yang ditakdirkan beragama, laku toleran menjadi prasyarat menjaga keberagaman yang ada. Menurut Risda, generasi muda saat ini, meski mengklaim dirinya sebagai generasi yang toleran, namun laku dan perbuatannya seringkali ke luar dari jalur toleransi tersebut.
Ketiga mahasiswa ini, melengkapi dua mahasiswa SAA sebelumnya yang menjadi penerima Bersama Scholarship tahap pertama, yakni Firdayanti dan Nita Amriani.
Pihak Bersama Institute menyebutkan bahwa pemberian bantuan pendidikan ini adalah bagian dari kelanjutan kerjasama antara Prodi Studi Agama-agama UIN Alauddin dan Bersama Institute. (*)