Tiga Tingkatan Hidayah versi Imam Al Ghazali

Imam Al – Ghazali menyebutkan tiga tingkatan hidayah. Hidayah merupakan kata yang lazim diucapkan masyarakat dan diartikan begitu saja sebagai petunjuk ilahi.

Oleh Imam Al -Ghazali, hidayah disebut sebagai jalan satu satunya untuk mencapai kebahagiaan ukhrawi.

Imam Al Ghazali mengatakan, seyogyanya setiap orang memahami ketentuan demikian. Tanpa hidayah, seseorang juga tidak dapat mencapai keutamaan apapun.

Imam Al Ghazali mengutip surat An – Nur ayat 21 : Artinya, kalau bukan karena Allah dan RahmatNya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih ( dari perbuaran keji dan mungkar itu) selama lamanya “. (An – Nur ayat 21)

Imam Al Ghazali juga mengutif hadist riwsyat Bukhari dan Muslim berikut ini:

Artinya, “Rasulullah SAW bersabda : “Tiada salah seorang kalian yang masuk surga kecuali dengan rahmat Allah SWT (Maksudnya dengan hidayahNya). Demikian juga denganmu wahai Rasulullah.” Tanya sahabat, “Ya, demikian juga denganku”.

Di dunia ini, lanjut Al.- Ghazali, hidayah memiliki tiga tingkatan. (Imam Al – Ghazali , Ilhya Ulumuddin, Beirut, Darul Fikr, 2018.M/1439 -1440 H), juz IV, halaman 113).

Baca Juga:  Perintahkan Anak Salat Ketika Sudah Berusia 7 Tahun

Pertama, memahami baik dan buruk, hidayah umum

Artinya, “Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan)”. (Surat Al – Balad ayat 10).

- Iklan -

Allah menganugerahkan hidayah jenis ini, kepada segenap hambaNya, sebagian melalui jalan akal fikiran mereka. Dan sebagian lagi melalui lisan para utusanNya. Oleh karena itu, Allah berfirman dalam Surat Fushshilat ayat 17.

Artinya, “Adapun kaum Samud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) dari pada petunjuk itu”.

Pada jenjang dasar ini, banyak pintu menuju hidayah terbuka, melalui dari kitab suci, para Rasul dan akal fikiran. Hanya kedengkian, kesombongan dan nafsu.duniawi yang menutup pintu pintu hidayah tersebut.

Kedua, cahaya ilmu dan amal saleh

Hidayah ini berada pada satu tingkat di atas hidayah pertama. Hidayah ini.dianugerahkan oleh Allsh kepada sebagian hambaNya setelah melalui tahapan tahapan.dan sejauh kesiapan spritual (berupa ilmu dan amal saleh) yang bersangkutan.

Hidayah kedua ini.merupakan buah dari mujahadah, latihan/tempaan spritual. (Al – Ghazali, 2018.M/1439 – 1440 H : IV/114).

Artinya, “Orang – yang berjihad untuk (mencari keridhaan), Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan jalan Kami”. (Al – Ankabut ayat 69).

Baca Juga:  4 Janji Allah Pada Orang yang Salat Tahajjud

Pada surat lainnya, Allah mengatakan : Artinya, “Orang – orang yang mendapat petunjuk kepada mereka “. (Surat Muhammad ayat 17).

Ketiga, cahaya alam kenabian dan kewalian

Hidayah level ketiga ini berada di atas hidayah kedua. Hidayah ketiga ini, merupakan puncak hidayah Allah. Cahaya hidayah ini memancar setelah kesempurnaan mujahadah/tempaan sptitual yang maksimal. Hidayah ini sangat mulia karena dinisbahkan kepada Allah.

Artinya, “Katakan, “Sungguh petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. (Surat Al An’am ayat 71).

Pada surat lain, Allah mengatakan sebagai berikut.: Artinya, ‘Apakah orang yang sudah mati, lalu Kami hidupkan, dan Kami beri dia cahaya yang membuatnya dapat berjalan di tengah tengah orang banyak (sama dengan orang yang berada dalam kegelapan ?) “. (Surah Al An’am 122).

Hidayah ketiga ini, menerangkan jalan hidup para nabi dan para wali Allah. Mereka adalah orang orang pilihan yang senantiasa hidup lahir dan hatinya. (Alhafiz Kurniawan/ana).

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU