FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tim peneliti pemberdayaan masyarakat Lorong Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas), kembali menggelar pertemuan lanjutan untuk memaparkan hasil survei lorong sehat di kota Makassar, Sabtu, 25 Juli 2020.
Tim peneliti yang langsung di pimpin oleh Prof Sukri Palutturi, PhD mengatakan, kegiatan ini bertema, “Model Pemberdayaan Masyarakat Lorong dalam Mewujudkan Kota Sehat Makassar”.
“Para akademisi memiliki peran dan juga bertanggungjawab untuk memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. Salah satunya adalah pengembangan masyarakat lorong untuk mewujudkan Kota Sehat Makassar,” terang Prof Sukri.
Dalam pertemuan ini membahas beberapa hasil survei yang telah dilaksanakan selama kurang lebih satu pekan dan memperoleh data Lorong di dua kecamatan, yaitu Ujung Tanah dan Rappocini dengan jumlah 160 lorong yang sesuai indikator yang disusun sebelumnya.
Adapun kriteria lorong sehat diantaranya adalah dinilai dari aspek kebersihan, drainase, keindahan, pemanfaatan lorong, keamanan, keaktifan posyandu, adanya media edukasi kesehatan di lorong, dan adanya kelompok kerja.
Setelah hasil survei lorong telah diperoleh demikian juga jumlah RT dan status lorong apakah binaan atau bukan binaan Puskesmas.
Hasil survei ini juga sudah diperoleh jumlah RT yang merupakan unit analisis dalam penelitian ini. Adapun agenda berikutnya dari minggu akhir Juli 2020 adalah melakukan Focus Group Discussion (FGD).
FGD ini akan dilakukan dalam dua tahap yaitu FGD 1 ditujukan kepada Dinas Kesehatan, para Kepala Kecamatan, Kepala Puskesmas, Kepala Kelurahan dan LPM.
“Mereka ini dianggap sebagai unsur pemerintah dan tentu memiliki pandangan yang berbeda dengan unsur masyarakat,” jelas Prof Sukri.
FGD 2 dilakukan bersama dengan Forum Kota Sehat, kepala RT/RW, posyandu, dan kelompok kerja yang ada di wilayah lorong dan juga bersama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Hasil dari FGD tersebut diharapkan dapat melengkapi instrumen pemberdayaan masyarakat lorong dari draft yang sudah disusun sebelumnya.
“Setelah itu instrumen akan disusun ulang kemudian akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum melakukan survei pada tingkat rumah tangga,” lanjutnya.
Hadir dalam diskusi tersebut semua anggota tim, yaitu Dr. Lalu Muhammad Saleh, SKM, M.Kes., Muhammad Rachmat, SKM, M.Kes., St. Rosmanelly, SKM, M.Kes., Muhammad Rafli Aidillah, SKM, Achmad Mawardi Shabir, SH. (*)