Makassar, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Rangkaian tahap awal dari penelitian mengenai “Model Pemberdayaan Masyarakat Lorong di Kota Makassar” yang diketuai oleh Prof Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH. Ph.D., dilanjutkan dengan kegiatan yang berkaitan dengan survey terkait jumlah dan kondisi lorong di dua kecamatan di Kota Makassar, yaitu Kecamatan Ujung Tanah dan Kecamatan Rappocini, pada hari Sabtu 18 Juli 2020.
Pada lokasi survey lorong di Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar, disasar empat kelurahan di bawah wilayah kerja Puskesmas Pattingalloang, yaitu Kelurahan Pattingalloang, Kelurahan Pattingalloang Baru, Kelurahan Cambaya, dan Kelurahan Cambaya Berua.
“Pemilihan lokasi Kecamatan Ujungtanah ini berdasarkan keaktifan kecamatan tersebut dalam pegembangan lorong, serta wilayah Kecamatan Ujungtanah merupakan kecamatan yang padat penduduk sehingga memiliki karakteristik wilayah pemukiman yang terdiri dari banyak lorong di kawasan pesisir Kota Makassar,” terang Prof Sukri.
Sementara lokasi survey kedua di wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi, Kecamatan Rappocini, dengan jumlah enam kelurahan yang terdiri dari Kelurahan Kassi-Kassi, Kelurahan Mappala, Kelurahan Banta-Bantaeng, Kelurahan Tidung, Kelurahan Bontomakkio, Kelurahan Karunrung.
“Terpilihnya lokasi survey ini berkaitan juga dengan keaktifan kelurahan tersebut dalam pengembangan lorong, bahkan beberapa lorong yang berada di beberapa kelurahan dijadikan percontohan dalam pengembangan lorong sehat,” jelasnya
Selain itu, kata Prof Sukri, keenam kelurahan tersebut juga termasuk dalam kelurahan yang padat penduduk tetapi karakteristik wilayah lorong yang bersih dan terawat.
Hingga hari ini, telah tercatat 60 lorong yang terdata dalam survey di empat kelurahan Ujungtanah dan Rappocini.
“Penginputan data lorong masih berlanjut pada system,” kata Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan FKM Unhas tersebut.
Selanjutnya, seluruh hasil survey lorong yang dilakukanakan dijadikan populasi dalam penelitian kemudian akan tarik sampel beberapa lorong untuk menjadi objek model pengembangan masyarakat lorong Kota Makassar.
Ia berharap agar seluruh tahapan survei sudah selesai paling tidak minggu ketiga Juli 2020 sehingga proses kegiatan lainnya dapat berlanjut sesuai tahapan penelitian.
Pada minggu ketiga ini pula, dijadwalkan untuk melakukan Focus Group Discussion bersama dengan kepala kecamatan, kepala Puskesmas, lurah, RT/RW dan juga kelompok kerja Kota Sehat.(*/FP)