Bone, FAJARPENDIDIKAN.co.id- Sekaitan lolosnya beberapa Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Muhammadiyah Bone untuk bersaing di kancah nasional bersaing dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia yang didanai oleh Dirjen Belmawa Kemendikbud.
Program ini mampu memberikan motifasi kepada mahasiswa untuk aktif dan inovatif dalam membuat sebuah alat berupa alat penguat signal sederhana di daerah minim signal yang akan memudahkan akses jaringan masuk pada daerah tersebut yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam hal berkomunikasi dan membantu pelajar untuk mengikuti pembelajaran pada masa Covid-19 sekarang.
Program yang kami rencakan dan telah terselenggara di aula kantor Desa Pationgi yang dihadiri oleh Sekretaris Desa Pationgi beserta perwakilan Kelompok remaja mesjid, dengan materi penyuluhan terkait masalah jaringan yang tidak memadai di Desa Pationgi Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone.
Pengunaan jaringan sekarang sangatlah dibutuhkan dimana pada masa Covid-19 yang telah melanda 215 negara di dunia, memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan sosial masyarakat termasuk berbagai sektor vital yaitu pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan. Pemerintah telah melarang perguruan tinggi maupun satuan pendidikan untuk melaksanakan perkuliahan/ pembelajaran tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara online (Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020; Firman dan Rahayu, 2020).
Akan tetapi, pemberlakukan ini akan sangat berat dirasakan bagi masyarakat atau anak sekolah yang bertempat tinggal di daerah minim signal, sebab harus mendaki beberapa bukit yang ada disekitar desa untuk mendapatkan jaringan atau signal dengan full signal.
Permasalahan ini lebih rumit dirasakan oleh masyarakat ketika wabah Covid-19 melanda Indonesia khususnya pada masyarakat Desa Pationgi Kecamatan Patimpeng. Beberapa kendala yang dialami oleh masyarakat selama ini yaitu sulitnya berkomunikasi dengan keluarga, sahabat, serta teman yang berada di luar daerah masih dirasakan hingga saat ini.
Program pemerintah untuk digitalisasi beberapa daerah seperti literasi digital masih akan membutuhkan waktu yang lama untuk tiba di Desa Pationgi dalam mendapatkan bantuan tersebut, sementara kendala jaringan atau signal yang dirasakan oleh siswa akan sangat berdampak pada proses belajar mengajar yang mana sekolah tetap mengharuskan proses belajar mengajar meskipun dilakukan secara online atau daring. Untuk itu, tim kami bekerja sama dengan remaja masjid dalam mengatasi masalah jaringan.
Adapun kegiatan Kelompok remaja masjid yaitu membuat alat yang masih sangat sederhana dimana disini tim kami bekerja sama dengan kelompok remaja masjid dalam mengembangkan alat tersebut menjadi lebih berestetika dan lebih baik digunakan.
“Program PKM-PM sangat membantu kelompok remaja Mesjid maupun masyarakat khususnyaDesa Pationgi dalam mengembangkan Alat penguat signal sederhana yang bisa membantu dalam hal jaringan melalui pemanfaatan wajan bekas sebagai alat penguat signal sederhana sebagai alat bantu memudahkan komunikasi online atau literasi digital pada masa covid-19 ini,” Tutur Yulita, Ketua Tim.
“Kamipun akan selalu bekerja sama untuk dapat tembus PIMNAS dan meraih Medali emas serta mengembangkan alat penguat tersebut dengan memanfaatkan bahan bekas pakai menjadi lebih berguna lagi pada desa yang belum mendapatkan akses jaringan yang belum mendukung,” tambah Nurlinda dan Andi Ilham Rifaldi.