Bantaeng, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas Bosowa (Unibos) yang diketuai oleh Prof Dr. A. Muhibuddin bersama Ir. Jeferson Boling, MP dan Fatmawati, S.TP., M.Pd melakukan pembimbingan kelompok tani di Kawasan Puncak Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, Selasa (24/07).
Pembimbingan yang dilakukan untuk memberikan kontribusi dalam memberdayakan petani kentang di daerah ini juga dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
Kecamatan Ulu Ere yang merupakan salah satu primadona kawasan agrowisata di Sulawesi Selatan yang penuh dengan kelompk tani ini dibimbing dalam sistem budidaya kentang sekaligus manajemennya.
Ketua Tim PPDM Unibos, Prof. A. Muhibuddin berharap kegiatan ini dapat memberdayakan kelompok tani sehingga dapat mandiri dengan inovasi teknologi budidaya pertanian dan sistem pengelolaannya.
“Kami melakukan pembinaan mulai teknik pembibitan kentang, teknik pengendalian terpadu untuk hama dan penyakit tanaman, teknik pemanfaatan dan pembuatan pupuk organik, teknik budidaya kentang, perbaikan manajemen, juga pengembangan usaha industri rumah tangga berbahan baku kentang, seperti donat kentang, kripik kentang dan lainnya,” papar Prof A Muhibuddin yang juga merupakan Dosen Fakultas Pertanian Unibos
Dengan mengusung tema “Desa Sentra Kentang Unggul Berbasis Kelompok Tani”, Koordinator Gabungan Kelompok Tani Gapottang, Jabbar, SP menyampaikan terima kasih atas program PPDM Unibos.
“Sekiranya ini sangat bermanfaat untuk membantu pengembangan kelompok tani kami dan bisa memberikan kemajuan untuk produk kentang yang lebih bernilai jual tinggi,” kata Jabbar, SP.
Salah satu permasalahan prioritas bagi kelompok tani Kecamatan Ulu Ere yaitu teknologi produksi pengembangan dan sistem manajemen kentang yang masih kurang dipahami.
Menurut Prof A Muhibuddin, root of problem yang harus diatasi pada wilayah mitra kelompok tani di wilayah ini terdapat beberapa aspek.
“Tingginya penggunaan pupuk kimia, pestisida dan herbisidauntuk menanggulangi serangan hama dan penyakit tanaman untuk meningkatkan produksi, masih perlunya peningkatan produksi dan produktivitas kentang di wilayah ini, tingginya serangan hama dan penyakit kentang,” tuturnya.
“Sedangkan dari aspek manajemen masih kurang dalam distribusi benih yang tidak jelas sumbernya, sehingga kelompok tani tidak mengetahui asal usul sumber benih untuk penanamannya, ketersediaan benih yang tidak tepat, baik dari sisi jumlah, kualitas, ketepatan waktu distribusi, harga yang bersaing, pelayanan yang lambat, keterampilan pengolahan hasil kentang oleh Kekompok Tani yang masih kurang,” pungkasnya. (FP)