Tim PPMU-PPUPIK Unhas Kunjungi Mitra Rumah Mode ETHA di Kabupaten Soppeng

FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat Unhas-Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPMU-PPUPIK) melakukan kunjungan ke lokasi mitra yaitu Rumah Mode ETHA yang juga pemilik Cantika Sabbena di Kabupaten Soppeng. Jumat 25 Juni 2021.

Ketua Tim PPMU-PPUPIK Unhas, Dr Ir Aslina Asnawi, SPt., MSi., IPM., ASEAN Eng. mengatakan tujuan dari kujungan ini adalah untuk memantapkan pelaksanaan kegiatan tahun ini.

Kegiatan ini merupakan upaya untuk membangun kesepakatan dengan mitra dalam memproduki kain paduan batik Lontara dengan motif Ternak Ayam Lokal Sulawesi Selatan sebagai bentuk kegiatan PPMU-PPUPIK Tahun Anggaran 2021 (Tahun Kedua).

Ditambahkan pula oleh Aslina bahwa tahun sebelumnya telah diproduksi kain paduan batik Lontara-motif  Sapi Bali.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan peninjauan secara langsung untuk melihat dan mengetahui bagaimana proses pembuatan kain sutera yang menggunakan mesin border maupun yang dicap.

Selanjutnya dilakukan peninjauan ke lokasi membatik yang berada di Galung Langie, Dusun Sappo Tedonge, Desa Pesse, Kecamatan Donri Kabupaten Soppeng.

Baca Juga:  GenBI Sulawesi Selatan Gelar Seminar “Boost Your Future” untuk Persiapkan Anggota Hadapi Dunia Kerja

Lokasi membatik ini relatif cukup jauh dari ibukota Kabupaten Soppeng namun menurut pengelola Rumah Mode Etha ini dilakukan dalam rangka memberdayakan masyarakat yang berada di daerah tersebut.

Hj Nurlaela yang merupakan pemilik Rumah Mode ETHA dan “Cantika Sabbena” sekaligus ketua KUB Cantika dan pengurus Dekranasda Kab. Soppeng menjelaskan bagaimana proses pembuatan batik sutera yang dikelolanya dan teknologi yang digunakannya maupun oleh beberapa pengrajin sutera di Kabupaten Sopeng.

- Iklan -

Seperti mesin bordir, penggunaan cetak zera, maupun teknik pewarnaan yang beragam. Ia banyak menceritakan tentang sejarah dan perkembangan kain Sutera khususnya di Kabupaten Soppeng.

Telah disepakati desain motif ternak ayam lokal-bahasa Lontara yang akan digunakan, warna, harga, waktu pengerjaan dan jumlah kain yang akan diproduksi.

Kain dengan motif Bahasa Lontara yang dipadukan dengan motif ternak ayam Kalosi merupakan salah satu output yang diharapkan pada tahun ini, selain artikel karya ilmah, video kegiatan, publikasi kegiatan di media cetak online dan Hak Kekayaan Intelektual (Haki) berupa desain industri, demikian ketua tim menjelaskan.

Baca Juga:  Rektor Unifa Makassar Kunjungi Kantor Regional Wilayah IV BKN

Tim PPMU-PPUPIK ini merupakan kolaborasi dari Fakultas Peternakan dan Fakultas Ilmu Budaya Unhas yang beranggotakan empat orang yaitu Dr Ir Aslina Asnawi, SPt., MSi., IPM., ASEAN Eng. sebagai ketua tim dan anggotanya yaitu: Dr Muhlis Hadrawi, SS., MHum., Dr Ir A Amidah Amrawaty, SPt., MSi., IPM dan Dr Ir Siti Nurlaelah, SPt., MSi., IPM.

Ketua tim mengharapkan bahwa kegiatan ini dapat berlanjut dengan mengangkat motif ternak lokal lainnya yang ada di Sulawsi Selatan dan ia juga mengharapkan agar produk yang akan dihasilkan dapat diterima oleh masyarakat khususnya akademisi sebagai salah satu karya seni yang merupakan sisi lain dalam mengangkat kearifan lokal di Sulawesi Selatan.

“Saya berharap produk ini dapat membantu melestarikan dan mempromosikan Bahasa Lontara dan Ayam Kalosi sebagai salah satu ternak lokal di Sulawesi Selatan yang divisualisasikan dalam bentuk kain,” harap Aslina.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU