Tim PPMU-PPUPIK Unhas Tinjau Lokasi Pembuatan Batik Sutera di Soppeng

Soppeng, FAJARPENDIDIKAN.co.id – Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat Unhas-Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPMU-PPUPIK) melakukan peninjauan lokasi pembuatan batik sutera yang dikelola oleh Rumah Mode ETHA dan Cantika Sabbena di Kabupaten Soppeng sebagai mitra.

Kegiatan ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2020. Ketua Tim PPMU-PPUPIK Unhas, Dr Ir Aslina Asnawi, S.Pt., M.Si., IPM menuturkan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memantapkan pelaksanaan kegiatan dengan melakukan peninjauan secara langsung bagaimana proses pembuatan sutera yang menggunakan mesin bordir, dicap, ataupun yang dicetak.

“Kegiatan ini merupakan upaya untuk membangun kesepakatan dengan mitra dalam memproduksi kain paduan batik Lontara dengan motif Ternak sebagai bentuk kegiatan PPMU-PPUPIK Tahun Anggaran 2020,” jelas Aslina.

Lebih lanjut ia menjelaskan, output kegiatan ini yaitu kain dengan desain bahasa Lontara-motif ternak dapat menjadi media untuk mempromosikan ternak lokal yang ada di Sulawesi Selatan khususnya ternak sapi dan sekaligus turut melestarikan budaya lokal yaitu bahasa Lontara.

Baca Juga:  Kita Bersuara Edisi 3: DPRemaja Dapil Sulsel Gelar Sosialisasi di SMPN 30 Makassar

“Diharapkan produk ini dapat diminati oleh semua kalangan dan bisa menjadi souvenir oleh-oleh Makassar,” harapnya.

Motif ternak yang dipadukan dengan bahasa Lontara merupakan motif baru pada produksi sutera di Sulawesi Selatan. Olehnya itu, Aslina berharap produk ini dapat dipatenkan dan menambah hak kekayaan intelektual Universitas Hasanuddin.

“Pada masa yang akan datang, produksi kain ini akan dilanjutkan dengan memadukan motif ternak lainnya seperti ternak kecil dan unggas dengan bahasa Lontara yang divisualisasikan pada kain sutera,” harap Aslina.

Pada kesempatan yang sama, Pemilik Rumah Mode ETHA dan “Cantika Sabbena” yang sekaligus ketua KUB Cantika, Hj. Nurlaela menjelaskan bagaimana proses pembuatan batik sutera yang dikelolanya termasuk rencana pembuatan batik sutera paduan bahasa Lontara-motif ternak yang akan diproduksi.

Ia juga menambahkan bahwa perkembangan sutera sangat pesat sebelum Pandemi Covid-19, namun kurang lebih enam bulan selama masa pandemi mengalami penurunan permintaan sehingga jumlah yang diproduksi pun mengalami penurunan.

- Iklan -

Teknologi pada usaha produksi sutera, kata Nurlaela, juga telah digunakan oleh beberapa pengrajin sutera seperti mesin bordir, menggunakan cetak zera, maupun teknik pewarnaan yang beragam. 

Baca Juga:  GenBI Weekend Literacy: Menggugah Minat Baca Generasi Muda melalui Literasi Beragam

Pada kunjungan tersebut, antara Tim PPMU-PPUPIK dan mitra menyepakati desain motif ternak-bahasa Lontara yang akan diproduksi, warna, harga, waktu dan jumlah yang akan diproduksi sebagai langkah awal dalam kegiatan ini.

Pada kegiatan ini selain melihat langsung bagaimana proses membordir sutera juga dilakukan peninjauan lokasi membatik yang berada pada Galung Langie, Dusun Sappo Tedonge, Desa Pesse, Kecamatan Donri kabupaten Soppeng.

Lokasi ini merupakan salah satu anggota dari KUB Cantika, meskipun jaraknya cukup jauh dari ibukota kabupaten, namun dipilihnya lokasi tersebut dengan pertimbangan untuk memberdayakan masyarakat yang berada di daerah tersebut.

Kegiatan ini beranggotakan empat orang yaitu Dr. Ir. Aslina Asnawi, S.Pt., M.Si., IPM sebagai ketua tim dan anggotanya yaitu: Dr. Muhlis Hadrawi, S.S., M.Hum, Dr. Ir. A. Amidah Amrawaty, S.Pt., M.Si., IPM dan Dr. Ir. Siti Nurlaelah, S.Pt., M.Si., IPM.(*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU