FAJARPENDIDIKAN.co.id – Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) kembali digelar di Kabupaten Soppeng tepatnya di Desa Watu Toa Kecamatan Marioriawo.
Tempat pelaksanaannya dilakukan di Kelompok Wanita Tani Ternak (KWT) Padaelo pada hari Selasa-Rabu, 12-13 Oktober 2021.
Tim Prioritas Riset Nasional (PRN) dari Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin melakukan FGD dengan topik yang sama dengan kegiatan serupa di kabupaten sebelumnya yaitu di Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Maros.
Dr Ir Aslina Asnawi, SPt., MSi., IPM., ASEAN Eng. sebagai ketua tim menjelaskan bahwa FGD ini bertujuan untuk mengidentifkasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dalam memelihara ayam kampung baik terkait dengan cara pemberian pakannya; perkandangan, serta bagaimana mengidentifikasi penyakit dan penanganannya.
“Kegiatan ini juga bertujuan memperoleh informasi alasan mereka memelihara ayam kampung dan manfaat yang diperolehnya,” jelasnya.
Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari kegiatan PRN WBS 6 Ayam yang berjudul Integrasi Industri Pembibitan dan Hatchery Dengan Peternakan Rakyat Dalam Hilirisasi Dan Komersialiasi Ayam Allope Unhas Pelaksanaan Tahun 2021.
Ketua KWT Padaelo, Damra menyambut baik kedatangan tim periset PRN. Ia menyampaikan rasa terima kasih karena dipilihnya KWT yang dikelolanya sebagai tempat pelaksanaan kegiatan FGD.
“Hal ini sangat bermanfaat bagi anggota KWT yang merupakan ibu rumah tangga dan juga memelihara ayam kampung,” ungkapnya.
Kepala Desa Watu Toa, Hj A Nirma yang turut hadir pada saat itu juga menyambut baik kegiatan FGD ini.
Pada kesempatan tersebut ia menyampaikan bahwa kegiatan vaksinasi ayam di daerahnya sudah pernah dilakukan dan akan tetap dilakukan tentu berkoordinasi dengan pihak Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan Kabupaten Soppeng.
Ia juga mengharapkan agar masyarakat menyampaikan laporannya etika ada masalah yang dihadapi baik sebelum maupun sesudah vaksin dilakukan.
Salah satu anggota periset PRN, Dr Syahdar Baba, SPt., MSi. menjelaskan beberapa manfaat dalam memelihara ayam kampung diantaranya adalah dapat menjadi salah satu sumber pendapatan keluarga baik dari penjualan ayam maupun telurnya.
Selain itu sebagai sumber protein hewani yang mudah dikomsumsi dibandingkan dengan ternak lainnya.
Ia juga mencoba menggali pemasalahan yang dihadapi oleh masyakarat terutama penyakit seperti: cacar mata, ngorok, dan tetelo (ND).
Lebih lanjut menurut informasi dari peserta FGD, ayam kampung juga digunakan pada acara keagamaan seperti acara Maulid, Isra Mi’raj, Aqiqah, Idul Fitri dan Idul Adha, acara khataman al Qur’an dan syukuran pelaksanaan ibadah haji.
Selain itu digunakan pada acara adat seperti syukuran pindah rumah, panen padi, dan tabur benih.
Beberapa hal tersebut menyebabkan ayam kampung memiliki nilai tersendiri yang tidak bisa digantikan oleh ternak lainnya.
Narasumber lainnya Haeruddin, S.Pt., M.Si Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Peternakan, Kesehatan Hewan dan Perikanan memberikan materi tentang pentingnya ternak divaksin dalam rangka pencegahan penyakit tertentu.
Ia menghimbau agar masyarakat tetap aktif dan berinisiatif untuk memvaksin ayamnya, dan pihaknya akan memfasilitasi hal tersebut.
Turut hadir pada kegiatan ini anggota KWT Padaelo sebanyak 20 orang. Kegiatan ini dipandu oleh Dr Ir Siti Nurlaelah, S.Pt., M.Si., IPM.
Pelaksanaannya cukup interaktif dan peserta sangat antusias bertanya sampai acara selesai.
Selama pelaksanaan kegiatan, tetap memperhatikan protokol kesehatan seperti: menggunakan masker, menjaga jarak, menggunakan hand sanitizer dan mencuci tangan setelah kegiatan berlangsung yang disediakan oleh ketua KWT Padaelo.
Jumlah tim periset PRN sebanyak enam orang yaitu Dr Ir Aslina Asnawi, SPt., MSi., ASEAN Eng., Dr Ir Muh Ridwan, SPt., MSi., IPU., Dr Ir Siti Nurlaelah, S.Pt., MSi., IPM., Dr Ir A Amidah Amrawaty, SPt., MSi., Dr Syahdar Baba, SPt., MSi., dan Dr Ir Kasmiyati Kasim, SPt., MSi.
Pada akhir kegiatan Kepala Desa Watu Toa mengharapkan bahwa kegiatan serupa dapat dilakukan kembali di masa yang akan datang agar masyarakat dapat bertambah wawasannya dan mampu memperbaiki cara pemeliharaan ayam kampung yang telah dipelihara selama ini.