Pencarian Tim SAR Gabungan terhadap Afdal, remaja berusia 17 tahun yang tenggelam di perairan Tanjung Palette, Kabupaten Bone, akhirnya membuahkan hasil, Selasa (24/1/2023).
Jasad Afdal ditemukan terapung dengan kondisi tangan kanan tersangkut di tali pembudidaya rumput laut milik warga sekitar pukul 06.00 Wita. Lokasinya berada kurang lebih 20 meter dari titik tenggelam.
Dikonfirmasi perihal tersebut, Komandan Batalyon (Danyon) C Pelopor Satbrimob Polda Sulsel, Kompol Nur Ichsan yang juga menerjunkan personelnya dalam operasi ini, membenarkan hal itu.
“Benar, sudah ditemukan. Kondisinya sudah tidak bernyawa, tersangkut di tali pembudidaya rumput laut,” jelas Kompol Nur Ichsan, kepada awak media, pagi ini.
Danyon bergelar Magister Sains menambahkan, setelah korban tenggelam dievakuasi Tim SAR gabungan, jasad Afdal selanjutnya dibawa ke rumah duka.
Lanjut kata Ichsan, pelibatan Tim SAR Brimob dalam misi pencarian korban tenggelam merupakan wujud nyata Bakti Brimob untuk masyarakat.
“Jadi untuk misi kemanusiaan, SAR Brimob Polda Sulsel selalu siap membantu masyarakat,” ucap Danyon yang beken dengan istilah “Tindizzz” ini.
Danyon Ichsan juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menunda rencana memancing di laut dalam kondisi cuaca saat ini yang masih ekstrem.
Sekadar diketahui, Tim SAR gabungan yang terlibat dalam operasi ini terdiri dari personel Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Sulsel, Polair Polres Bone, Pos Basarnas Bone, BPBD, Satpol PP serta Pontensi SAR Unhas dan UNM.
Diberitakan sebelumnya, Afdal Bin Ramli diketahui hilang di perairan Tanjung Palette, Minggu sore (23/1/2023).
Menurut penuturan seorang saksi mata yang juga rekan korban Agustang (35), kejadian berawal saat saksi dan korban sedang memancing ikan menggunakan perahu motor di perairan Tanjung Palette yang berjarak sekitar 20 meter dari bibir pantai, berselang beberapa saat tiba-tiba hujan disertai angin kencang menerpa wilayah tersebut, membuat saksi dan korban mencari perlindungan di bagan bambu milik warga tidak jauh dari lokasi memancing.
Saat berlindung di bagan milik warga, tiba-tiba tali pengikat perahu yang mereka tumpangi terlepas dan terbawa arus, korban langsung langsung terjun ke laut untuk mengambil perahu tersebut.
Saksi sempat melarang korban terjun ke laut karena kondisi saat itu gelombang tinggi dan berarus deras, namun karena takut kehilangan perahu milik kakek korban, akhirnya korban tetap nekat terjun ke laut.
Diduga karena kelelahan, korban tidak mampu menggapai perahu dan tidak mampu untuk kembali ke bagan bambu. Saksi sempat memberikan bantuan, namun karena kuatnya arus dan tingginya gelombang membuat korban tidak dapat diselamatkan.
“Sempat ji berteriak minta tolong pak, saya berusaha mau bantu ki tapi karena kencang arus dan gelombang tidak ku dapat ki pak,” tutur Agustang.*