Tingkatkan Budaya Sulawesi, GenBI Komisariat UNM Adakan Kajian Bedah Buku Rutin Bertajuk Siri’

FAJARPENDIDIKAN.co.id-Generasi Baru Indonesia (GenBI) Komisariat Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali menggelar bedah buku rutin yang bertajuk “Siri’”. Kegiatan ini dilakukan melalui aplikasi zoom, Senin (26/10).

Kegiatan bedah buku ini merupakan salah satu program kerja yang dilakukan rutin setiap bulan. Tujuannya untuk meningkatkan budaya literasi dan mengenalkan budaya yang ada di Sulawesi. Buku yang dibedah kali ini merupakan filosofi suku Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar.

Dalam kegiatan kali ini GenBI komisariat UNM menghadirkan anggota deputi Pendidikan GenBI UNM Muh Nur Alim Basri dan Mahasiswa Sosiologi S2 Jupri sebagai pembedah buku “Siri”.

Alim mengemukakan bahwa buku siri’ merupakan buku filosofi yang benar-benar memaknai budaya siri’ yang sesunggunhnya yang ada di Sulawesi.

“Sebesar apa rasa siri’ kita kepada pencipta, sebesar itu juga siri’ kita untuk melakukan hal-hal yang tidak dianjurkan baik budaya dan agama kita,” ungkapnya.

Baca Juga:  Komunitas MDM, Wujudkan Kepedulian dan Selamatkan Nyawa

Sementara itu Ketua Panitia Bedah Buku yang kerap disapa Lulu juga mengungkapkan, kegiatan ini sebagai upaya dalam mendukung gerakan literasi dan juga penghormatan budaya.

“Belum lama ini kita telah merayakan ulang tahun Sulawesi Selatan, demi tergeraknya kebiasaan berliterasi dengan menjungjung budaya Sulawesi kita sendiri makanya buku yang kali ini kita angkat adalah buku siri’ yang dimana didalam buku ini menggambarkan filosofi terkait suku Makassar, Bugis, Toraja, dan Mandar”, jelasnya.

Sri Devianti salah satu peserta bertanya bagaimana fitrah pernikahan yang perempuannya sudah tidak suci lagi, atau Riska yang bertanya apakah siri, adalah budaya atau tradisi, dan masih banyak pertanyaan yang penuh semangat lainnya.

Baca Juga:  Komunitas MDM, Wujudkan Kepedulian dan Selamatkan Nyawa

Jupri mengungkapkan dalam budaya Makassar siri’ sangat fundamental, ada yg mengatakan jika kamu tidak memiliki siri maka untuk apa kamu hidup lagi.

- Iklan -

“Ada hal yang fundamental yang biasa diberi nama “SULAPA’ APPA” yang dalam bahasa Makassar empat persegi. Siri’ ketika dia digambarkan, dia ada diposisi tengah, di luarnya itumi ada lempu atau tau lampusu, getting atau tojeng, acca atau carade, semuanya punya pembeda di setiap sisinya, kita kekurangan di acca atau carade, kalau dianalogikan sebagai sesuai system, ketika antara salah satu tidak berfungsi akan mengganggu jalannya system karena mereka berhubungan satu dengan yang lainnya,” tegas Jupri. (*)

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU