Meski baru bekerja dan gaji yang diperoleh baru upah minimum regional, mengelola keuangan tetap harus dilakukan. Hal tersebut berguna untuk mengefisiensikan pendapatan kamu agar tepat sasaran dan tidak cepat habis.
Memang tidak bisa dimungkiri kalau mengelola keuangan di masa pandemi ini memang menjadi sebuah tantangan tersendiri.
Pemasukan mungkin berkurang, tetapi investasi dan dana darurat harus tetap berjalan.
Melansir dari laman Kompas.com, perencana keuangan dari OneShildt, Budi Raharjo CFP pun membagikan tipsnya perihal pembagian keuangan dan investasi dengan gaji UMR.
Perencanaan keuangan yang baik dan teliti ini tentu saja sangat penting bagi wanita karir.
Budi Raharjo menyampaikan bahwa umumnya, keuangan terbagi menjadi beberapa pos pengeluaran yang terdiri dari pos pengeluaran untuk kebutuhan hidup, cicilan, utang, tabungan, investasi, dan asuransi.
Budi juga menyampaikan bahwa tidak ada parameter khusus untuk mengelola sejumlah pos pengeluaran bagi perempuan karier.
Meski begitu, menggunakan metode 40-30-20-10 juga tidak ada salahnya. Maksudnya, 40 persen untuk kebutuhan hidup dan 30 persen untuk pembayaran cicilan utang produktif.
Sedangkan, 20 persen untuk tabungan dan investasi, serta 10 persen lainnya untuk pengeluaran asuransi.
Dana Darurat
Masih dalam kesempatan yang sama, Budi juga mengimbau untuk menyisihkan lebih dulu gaji untuk dana darurat, poteksi kesehatan sebelum melakukan pengeluaran.
Baik dana darurat dan proteksi kesehatan harus terisi dahulu seperti pondasi keuangan. Pertimbangkan hal tersebut lebih dulu sebelum perempuan karier berinvestasi.
“Dana darurat itu masuk dalam pos menabung dan investasi,” ujar Budi.
Menabung memang sangat diperlukan, tetapi saat gaji masih UMR memenuhi mengisi dana darurat terlebih dahulu justru lebih penting.
Jika dirasa dana darurat telah memenuhi misalnya 3 bulan pengeluaran, maka kamu baru bisa memutuskan untuk merencanakan investasi atau mencicil suatu aset produktif.
Investasi
Selanjutnya, jika wanita karir ingin melakukan investasi dengan penghasilan UMR, maka Budi menyarankan untuk mencoba reksadana.
“Investasi reksadana tentunya sudah sangat terjangkau bahkan untuk mereka yang punya penghasilan UMR,” ujar Budi.
Lebih lanjut lagi, Budi menyampaikan alasannya karena nilainya investasi reksadana bisa sangat murah mulai dari Rp 100.000, bahkan beberapa ada yang bisa dibeli lebih rendah daripada itu.
Penting bagi kita untuk memahami produk investasi, legalitas, kesesuaian dengan profil berinvestasi dan tujuan investasinya.
Budi menambahkan, reksadana dengan risiko rendah seperti reksadana pasar uang dapat menjadi langkah awal bagi perempuan karier yang ingin belajar investasi di reksadana tersebut.
Bagaimana dengan pos asuransi? Jika di perusahaan tempat pekerja sudah menjadi anggota BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan, pos asuransi dapat dialokasikan untuk menabung.
Investasi Memakai Uang Dingin
Sementara itu, perencana keuangan dari Advisors Alliance Group, Andy Nugroho mengatakan, prinsip berinvestasi adalah “memarkir uang dingin” yang dimiliki, ke dalam suatu instrumen investasi selama beberapa waktu agar berkembang dan makin besar jumlah juga nilainya.
Uang dingin yang dimaksud di sini adalah ketika keberadaannya tidak bisa diakses dengan cepat ketika sewaktu-waktu dibutuhkan, maka kita tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan lainnya.
“Berarti syarat berinvestasi adalah yang digunakan bukanlah uang untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Andy.
Dengan kata lain, ditegaskan bahwa jika kebutuhan sehari-hari belum dapat terpenuhi dengan baik, maka sebaiknya jangan berinvestasi lebih dulu.
Meski belum bisa berinvestasi, namun penting untuk tetap menyisihkan uang tabungan ataupun dana darurat.
Sebab, sifat dana darurat ini harus dapat segera dan mudah untuk diakses sewaktu-waktu akan digunakan.
“Dalam jangka panjang dana ini tentu akan bergulung terus semakin besar dan menguntungkan kita sendiri,” lanjut dia.
Demikian cara pembagian keuangan dan investasi untuk wanita karir berpenghasilan 3 jutaan atau UMR, semoga membantu!