Tips Menulis Cerita Perjalanan dari Agustinus Wibowo, Penulis Buku Titik Nol

Agustinus Wibowo adalah penulis buku Titik Nol, Selimut Debu, dan Garis Batas. Semua bukunya adalah kisah perjalanannya menyusuri negara-negara yang jarang dijelajahi traveler.

3. Alamilah Perjalananmu

Tulisan perjalanan yang baik juga harus membuat pembaca seolah-olah mengalami sendiri perjalanan yang mereka baca. Untuk itu, sebagai penulis pertama-tama kamu harus benar-benar mengalami perjalananmu sendiri.

Selama dalam perjalanan, fokuskan segenap pikiranmu pada perjalanan dan gunakan semua indramu. Jika kau berada di tengah pasar India, perhatikan juga bagaimana aroma rempah yang kau cium, atau bagaimana terik matahari membuat keringatmu membanjir, atau bagaimana kepadatan orang di sana membuatmu gelisah.

Jangan lupa pula untuk mencatat detail-detail pengalaman ini ke dalam buku harian, karena memori kita tidak mungkin bisa mengingat itu semua. Saat menulis nanti, buku harian yang penuh detail ini akan menjadi harta karunmu yang paling berharga.

4. Renungkanlah Maknanya

Perjalanan adalah pengalaman pribadimu. Apa pedulinya pembaca untuk tahu masalah cirit-birit diaremu di India, atau betapa susah payahnya kamu mengurus visa? Hal-hal yang sangat pribadi ini biasanya tidak menarik bagi orang yang sama sekali tidak kenal kamu.

Untuk membuatnya menjadi menarik, kamu harus menemukan sesuatu yang lebih besar dari pengalaman-pengalaman pribadi itu, yang bisa menghubungkanmu dengan pembaca. Dan itu adalah: makna.

Sebelum kamu bisa membagikan makna untuk pembaca, pertama-tama kamu harus memahami dulu apa makna pengalaman perjalananmu bagi dirimu sendiri.

Sebelum mulai menulis, tanyakan kepada dirimu: apakah makna dari perjalananku ini? Dari sekian banyak jawaban yang kamu temukan dalam perenunganmu, akan ada satu jawaban yang paling dominan dan penting untuk disampaikan pada pembaca.

Inilah pesan utama dari ceritamu, yang biasanya disebut sebagai premis. Setelah kamu menemukan premis ini, kamu sudah bisa menyaring cerita apa saja yang perlu kamu masukkan dan apa yang tidak, sehingga ceritamu akan menjadi lebih kuat. Dengan premis yang solid, kamu juga bisa menyusun strategi penulisan yang lebih efektif.

5. Buatlah Kerangka Sebelum Menulis

Banyak orang yang menyepelekan kerangka tulisan sebagai pekerjaan anak SD atau penulis amatiran, sehingga melewatkan proses yang sangat penting ini. Kerangka ibaratnya adalah peta untuk merambah hutan imajinasi dan memorimu yang begitu luas, supaya kamu jangan sampai tersesat.

- Iklan -

Kerangka akan sangat membantu kamu untuk membuat tulisan yang lebih kompleks dan “sastrawi”. Ada bermacam-macam struktur kerangka yang bisa kamu gunakan, tergantung premis dan cerita yang ingin kamu sampaikan.

Dengan membuat kerangka, kamu tidak perlu harus selalu memulai tulisan dari awal perjalanan secara kronologis, atau membuka dengan kalimat-kalimat membosankan seperti “Matahari bersinar cerah…” atau “Mendung menggelayut di langit…” Dengan adanya kerangka, kamu juga tidak perlu menulis berurutan. Kamu bisa mulai menulis dari tengah, atau bahkan dari kalimat penutup, baru akhirnya menemukan kalimat pembuka yang paling brilian.

Bagikan:

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

BERITA TERBARU