By Nashihin Nizhamuddin
Tidak lama lagi kita akan bertemu dengan bulan agung, bulan mulia yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadan. Kaum muslimin seluruh dunia merindukan kedatangannya. Kita, sebagai kaum muslimin, ingin segera bertemu dengan tamu agung ini. Suatu kerinduan yang cukup beralasan karena ia datang setahun sekali. Ibarat seorang kekasih, setelah sekian lama tak bertemu, ia sangat merindukannya. Demikian pula dengan Ramadan, ia ibarat kekasih bagi orang beriman.
Sedemikian mulianya bulan ini hingga Rasulullah dan para sahabatnya mempersiapkan kedatangan bulan Ramadan jauh-jauh hari sebelumnya. Seperti apa sih, Rasulullah dan para sahabatnya menyambut bulan Ramadan? Dalam buku Indahnya Ramadan di Rumah Kita, karya Dr Akram Ridha, penulisnya menyebut beberapa tips menyambut Ramadan. Dijelaskan bahwa masa penyambutan bulan Ramadan setidaknya berlangsung selama bulan Syaban hingga Ramadan tiba.
Ada dua bentuk persiapan yang mesti dilakukan kaum muslimin, yaitu persiapan mental dan persiapan amal. Persiapan mental, yaitu dengan mengingat-ingat keutamaan Ramadan dan berdoa. Adapun persiapan amal adalah dengan banyak berpuasa dan banyak membaca Al-Quran.
Agar mental kita lebih siap dalam memasuki bulan Ramadan maka cara terbaik adalah dengan mengingat-ingat keutamaan Ramadan. Sebab, keutamaan inilah yang akan memotivasi seorang muslim untuk menjalani kewajiban puasa Ramadan dan berbagai amalan-amalan pendukungnya dengan penuh semangat.
Banyak sekali keutamaan bulan Ramadan, di antaranya Ramadan sebagai bulan berkah, bulan diampuninya dosa, bulan diturunkannya Al-Quran, setan dibelenggu, malam lailatul qadr, dan masih banyak lagi. Tidak salah jika Ramadan disebut sebagai bulan investasi amal dan panen pahala.
Di samping mengingat keutamaan Ramadan, yang utama juga adalah berdoa. Berdoa berarti mempersiapkan mental dan hati. Rasulullah saw. jika telah memasuki bulan Rajab, beliau memanjatkan doa, “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan berkahi pula kami di bulan Ramadan.” (HR Imam Ahmad)
Yahya bin Abi Katsir berkata, “Di antara doa-doa orang saleh ketika menyambut Ramadan adalah sebagai berikut.
“Ya Allah, pertemukanlah aku dengan bulan Ramadhan, dan selamatkanlah Ramadan bagiku, dan terimalah Ramadan itu dariku.”
Di samping persiapan mental, persiapan lainnya adalah persiapan amal, seperti telah disebutkan di awal, yaitu membiasakan berpuasa sebelum memasuki bulan Ramadan dan memperbanyak tilawah Al-Quran. Terkait memperbanyak puasa sebelum Ramadan, terdapat riwayat dari Bukhari.
“Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata, ‘Rasulullah SAW berpuasa hingga kami mengira beliau tidak berbuka, dan beliau berbuka hingga kami mengira beliau tidak puasa. Tidaklah kami melihat Rasulullah menyempurnakan puasanya sebulan penuh selain bulan Ramadan, dan tidaklah kami melihat beliau puasa lebih banyak selain bulan Syaban.” (HR Bukhari)
Ibnu Rajab berkata, “Sebagian ulama berpendapat bahwa puasa di bulan Syaban itu ibarat latihan untuk menghadapi puasa Ramadan agar seseorang tidak merasa terbebani dengan puasanya ketika Ramadhan tiba.”
Hikmah memperbanyak puasa di bulan Syaban adalah sebagai persiapan dan pembiasaan untuk melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadan karena orang yang belum terbiasa berpuasa kadang lupa bahwa mereka sedang berada di bulan Ramadan.
Adapun persiapan amal yang kedua adalah memperbanyak baca Al-Quran. Anas bin Malik r.a. berkata, “Ketika kaum muslimin memasuki bulan Syaban, mereka sibuk membaca Al-Quran dan mengeluarkan zakat mal untuk membantu fakir miskin yang berpuasa.” Seorang salafush-shalih juga pernah berkata, “Syaban adalah bulan para pembaca Al-Quran.”
Muslim yang terbiasa menjaga wirid Al-Quran (sebelum Ramadan) akan bisa menjaga kebiasaan tersebut pada bulan Ramadan. Seseorang yang baru mulai membaca Al-Quran setelah lama tidak membaca Al-Quran, kemudian ia mencoba membaca beberapa ayat saja, ia akan tidak sanggup untuk melanjutkannya.
Itulah kondisi Al-Quran bersama orang-orang yang lalai. Al-Quran adalah obat jiwa. Jika kita sering menjauh darinya menjadikan hatinya kotor penuh karat dan titik hitam.
Jadi, ketika hati merasa berat dan sulit, ayat-ayat yang pertama kita baca akan menjadi pembersih hati. Jika kita mau melawan perasaan tersebut maka Al-Quran memainkan perannya sehingga hati kembali menjadi bersih dan siap menerima cahayanya. Dalam kondisi seperti ini maka seseorang akan menjadi “mukmin”, sebagaimana firman Allah berikut.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah keimanan mereka (karenanya) dan kepada Rabb-lah mereka bertawakal.” (al-Anfal [6]: 2)
Demikianlah beberapa tips singkat menyambut bulan suci Ramadhan. Selamat mencoba! Ingat, menyambut Ramadhan bukan dengan sibuk menyiapkan seabreg menu dan penunjangnya.
Selamat menyambut Ramadhan!
*Tulisan ini pernah dimuat di Republika