Saat mau berbelanja di pasar, kita seringkali bingung, tomat itu ada di kelompok sayur-sayuran atau buah-buahan. Biasanya sih, tomat ada di tumpukan sayuran. Tapi ada yang setuju, kalau tomat termasuk sayur-sayuran karena seringkali dipakai untuk bahan-bahan makanan, tetapi ada juga yang bilang kalau tomat itu termasuk buah-buahan karena ada bijinya.
Daripada berdebat soal tomat, mending kita cari tahu, mengapa tomat termasuk sayur-sayuran? Mengapa tomat termasuk buah-buahan?
Awal mula perdebatan tomat disebabkan keputusan untuk membuat peraturan impor sayuran dan buah-buahan yang dikarenakan krisis identitas di Amerika Serikat (US) pada era Presiden Chester Alan Arthur.
Tomat ditetapkan menjadi sayur karena bumbu makanan tidak bisa lepas dari keberadaan tomat. Hal ini akan mempermudah para koki dan memudahkan penetapan identitas.
Berdasarkan Mongrel Tariff Act yang mengatur perpajakan di US, tomat ditetapkan sebagai sayur, bukan buah-buahan.
Jadi, dibagi dua saja. Kalau secara de facto, tomat ditetapkan sebagai buah-buahan. Berbeda di US, tomat malah ditetapkan secara de jure sebagai sayur-sayuran.
Tomat semakin populer di saat abad ke-16, pelaut Spanyol membawa tomat dari Amerika Serikat menuju tanah Eropa untuk menjodohkan makanan dua identitas ini dengan bumbu-bumbu makanan seperti lada, cengkeh, dan penyedap rasa lainnya.
Ambil contoh seperti Pizza yang dipopulerkan oleh Italia, mereka mencampurkan sayur-sayur seperti asparagus, paprika, sampai jamur-jamur pun mereka tumpuk dilengkapi dengan peperoni yang ditambah dengan tomat. Tomat dipakai terus untuk bahan pembuatan Pizza yang memang di abad pertengahan termasuk bumbu favorit karena harganya yang murah dibandingkan lada di saat itu.
Jadi, nggak perlu bingung lagi untuk memilih, tomat itu sayur atau buah? Kalau di perkebunan, tomat termasuk golongan buah-buahan karena ada bijinya. Tapi kalau sudah dicampurkan dalam bahan-bahan makanan seperti Pizza sampai soto pun, tomat termasuk golongan sayur-sayuran. [KK/*]
