Ada info dari sebuah WhatsApp yang mengabarkan, ada orang melakukan budaya “Harakiri” bunuh diri di Jepang. Enam orang tersebut, petugas keamanan dari Skuadron Shizo Abe. Mereka melakukan bunuh diri, dengan cara mensayat – sayat tubuhnya di tempat parker rumah sakit Afiliasi Universitas Kedokteran Nara, karena menyalahkan dirinya, atas kelalaian tugasnya.
Dikabarkan juga, Kepala Kepala Kepolisian Jepang mengunsurkan diri dari jabatannya. Kepala Intelejen Ref Nara juga mengundurkan diri dari jabatannya. Setelah itu dia pun melakukan “Harakiri”. Itu semua, karena merasa gagal dalam menjalankan tugasnya.
Seperti diketahui, mantan Perdana Menteri Jepang, Zhinzo Abe, beberapa hari lalu, tewas, akibat tertembak saat melakukan kampanye, jumat 8/7/2022.
Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, HM.Yusuf Kalla, yang karib dengan Zhinzo Abe, menyampaikan ucapan duka yang sangat mendalam, melalui Kedutaan Besar Jepang RI, pada 13 Juli 2022 lalu.
Kedatangan JK disambut langsung Dubes Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji. JK yang didampingi ekonom Sofyan Wanandi tersebut kemudian langsung diarahkan ke ruang khusus yang disediakan bagi para pejabat negara dan perwakilan dari negara lain.
Di ruangan tersebut Jusuf Kalla membubuhkan nama dan tanda tangan di buku khusus berisi pernyataan duka cita untuk Shinzo Abe. JK, merasa kehilangan tokoh besar Asia, dengan kematian Zhinzo Abe.
Abe, katanya, pemimpin negara yang baik dan sangat perhatian terhadap Indonesia. Di beberapa kali pertemuan internasional, Abe sering menawarkan bantuan Jepang untuk Indonesia, termasuk proyek kereta api yang menghubungkan Surabaya dan Jakarta.
Pada pertemuannya dengan Abe di Sendai Jepang, 14 Maret 2015 silam. JK juga menyampaikan pidato yang menyerukan masyarakat internasional untuk membantu Jepang, agar segera keluar dari dampak bencana alam tsunami Fukushima. “Hubungan kami sangat baik tidak hanya sebagai hubungan antar negara, tapi juga secara personal,” kenang JK.
Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe dilaporkan meninggal dunia setelah terluka akibat penembakan di Nara. Menurut JK, mendiang Shinzo Abe tidak hanya sebagai rekan kerja sesama pemimpin Negara. Keduanya, telah menjalin persahabatan yang cukup lama.
Bahkan ketika masih sama sama menjabat sebagai pemimpin Negara, JK dan Abe kerap bertemu untuk membahas peningkatan hubungan Indonesia dan Jepang. Itu sebabnya, JK sangat berbelasungkawa atas wafatnya Shinzo Abe.”Saya memiliki kesan tersendiri terhadap Shinzo Abe, karena sering bertemu dalam forum internasional’’, ucapnya.
JK menceritakan kedekatannya dengan Shinzo Abe, karena sering jumpa di forum internasional. “Secara alfabet Indonesia dan Jepang berurutan, karena itu saya sering duduk bersebelahan dengan Abe sebagai Perdana Menteri Jepang. Dalam kesempatan seperti itu, kami sering berbincang bincang membahas segala hal termasuk kerjasama ekonomi RI-Jepang, salah satunya yang jadi perhatian Abe, adalah soal perkereta apian di Indonesia” , ucapnya.
Menurut JK,Shinzo Abe seorang pemimpin yang baik. Teruji reputasinya sebagai Perdana Menteri Jepang. Dunia dan khususnya Indonesia tentu sangat kehilangan dengan kepergian beliau. Oleh karena itu, sekali lagi saya mengucapkan belasungkawa yang dalam atas berpulangnya Shinzo Abe,” ujar JK.
Dendam Keuangan
Tak berapa lama dari kejadian tersebut, penembak Zhinzo Abe, tertangkap. Seperti yang dilansir Online News, sosok pelaku pembunuh Shinzo Abe, Tetsuya Yamagami mengakui dirinya dendam gara-gara keuangan ibunya yang hancur dan bangkrut.
Pria yang ditangkap karena pembunuhan Shinzo Abe, yakin mantan perdana menteri Jepang memiliki hubungan dengan kelompok agama, yang dia tuduh atas kehancuran keuangan ibunya, kata polisi.
Tetsuya Yamagami, percaya Abe mendukung sebuah kelompok agama, yang telah disumbangkan ibunya dalam jumlah yang sangat besar menurut laporan Kantor Berita Kyodo, mengutip sumber investigasi.
Tetsuya Yamagami mengatakan kepada polisi bahwa ibunya bangkrut setelah menyumbang untuk kelompok itu, surat kabar Yomiuri dan beberapa media lainnya melaporkan.“Ibuku tersedot ke dalam sebuah kelompok keagamaan dan aku benci itu,” kata Kyodo dan media lainnya yang mengutip Yamagami yang memberi pengakuan kepada polisi.
Polisi Nara menolak mengomentari laporan media Jepang mengenai motif Tetsuya Yamagami atau persiapan pria itu. Media tidak menyebut kelompok agama yang membuat marah Tetsuya Yamagami.
Tetsuya Yamagami telah mempersiapkan serangan dengan senapan rakitan selama berbulan-bulan, kata polisi kepada media, Sabtu 9 Juli 2022. (dari berbagai sumber/ana)